Jakarta - Pasangan Prabowo-Hatta menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan pada Minggu (22/6). Lebih dari 100 ribu pendukung pasangan itu memenuhi GBK. Mereka datang dengan membawa bendera partai, romas, dan terkoordinasi dengan bus-bus yang memenuhi area GBK.
Tak heran bila selama Prabowo berorasi, bendera-bendera dan panji-panji ormas berkibar dalam kampanye itu. Prabowo juga sempat berkendara dengan Jeep bersama Hatta dan memberi salam penghormatan.
"Saya lihat bendera partai demokrat besar sekali, bendera PPP luar biasa, Haji lulung, bendera pks paling banyak ini," kata Prabowo saat berorasi. Prabowo memperkirakan 200 ribu massa pendukungnya dari sejumlah ormas dan partai hadir.
Di hari yang bersamaan, Jokowi-JK di pagi hari menggelar jalan sehat dan pengumpulan massa di Monas. Ribuan massa Jokowi memenuhi kawasan Monas juga HI.
Di depan ribuan pendukungnya, Jokowi sempat berorasi. Salam dua jari juga dia lempar ke pendukungnya yang antara lain sebagian besar relawan.
"Jakarta sangatlah penting. Oleh sebab itu kita jangan sampai kalah di Jakarta. Jangan sampai! Jadi kita mulai hari ini betul-betul bergerak ke teman-teman kita, tetangga kita, ke tema RT dan RW sekelurahan, bahwa tanggal 9 Juli yang paling baik untuk dicoblos adalah nomor dua," jelas Jokowi yang berorasi di Monas dan HI.
Namun yang cukup menarik dan menjadi perbincangan di media sosial soal massa Prabowo dan Jokowi. Dalam Kampanye Prabowo bendera partai dan ormas mendominasi. Masing-masing partai mengibarkan panjinya, Prabowo memang didukung koalisi besar.
Sedang Jokowi dalam aksinya di Monas dan HI sama sekali minus bendera partai dan ormas. Hanya salam dua jari saja yang diacung-acungkan pendukungnya. Di media sosial, twitter pemandangan kontras kampanye Prabowo dan Jokowi ini dibanding-bandingkan.
Pengamat politik UGM Arie Sudjito berkomentar soal perbandingan massa itu. Massa kampanye Prabowo disebutnya sebagai massa yang dimobilisasi sedang Jokowi disebut massa kesukarelaan.
"Kesukarelaan ini adalah titik balik penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Rakyat membela sesuatu bukan karena dibayar, namun punya kesadaran dan keinginan memperjuangkan sesuatu," ungkapnya.
Tak heran bila selama Prabowo berorasi, bendera-bendera dan panji-panji ormas berkibar dalam kampanye itu. Prabowo juga sempat berkendara dengan Jeep bersama Hatta dan memberi salam penghormatan.
"Saya lihat bendera partai demokrat besar sekali, bendera PPP luar biasa, Haji lulung, bendera pks paling banyak ini," kata Prabowo saat berorasi. Prabowo memperkirakan 200 ribu massa pendukungnya dari sejumlah ormas dan partai hadir.
Di hari yang bersamaan, Jokowi-JK di pagi hari menggelar jalan sehat dan pengumpulan massa di Monas. Ribuan massa Jokowi memenuhi kawasan Monas juga HI.
Di depan ribuan pendukungnya, Jokowi sempat berorasi. Salam dua jari juga dia lempar ke pendukungnya yang antara lain sebagian besar relawan.
"Jakarta sangatlah penting. Oleh sebab itu kita jangan sampai kalah di Jakarta. Jangan sampai! Jadi kita mulai hari ini betul-betul bergerak ke teman-teman kita, tetangga kita, ke tema RT dan RW sekelurahan, bahwa tanggal 9 Juli yang paling baik untuk dicoblos adalah nomor dua," jelas Jokowi yang berorasi di Monas dan HI.
Namun yang cukup menarik dan menjadi perbincangan di media sosial soal massa Prabowo dan Jokowi. Dalam Kampanye Prabowo bendera partai dan ormas mendominasi. Masing-masing partai mengibarkan panjinya, Prabowo memang didukung koalisi besar.
Sedang Jokowi dalam aksinya di Monas dan HI sama sekali minus bendera partai dan ormas. Hanya salam dua jari saja yang diacung-acungkan pendukungnya. Di media sosial, twitter pemandangan kontras kampanye Prabowo dan Jokowi ini dibanding-bandingkan.
Pengamat politik UGM Arie Sudjito berkomentar soal perbandingan massa itu. Massa kampanye Prabowo disebutnya sebagai massa yang dimobilisasi sedang Jokowi disebut massa kesukarelaan.
"Kesukarelaan ini adalah titik balik penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Rakyat membela sesuatu bukan karena dibayar, namun punya kesadaran dan keinginan memperjuangkan sesuatu," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment