Di Kiruna, Swedia, matahari tidak pernah tenggelam pada Juni-Juli
Jakarta - Selama musim panas panjang ini, umat muslim yang tinggal di Utara Swedia harus berpuasa selama 21 jam lamanya. Mereka juga tidak bisa melihat matahari terbenam yang menjadi tanda waktunya berbuka pada Juni hingga Juli tahun ini.
Atas hal ini, muslim di sana telah menerima pedoman baru untuk menentukan kapan waktu berbuka dan sahur tanpa didasarkan pada terbit dan terbenamnya matahari.
"Ketika kita tidak memiliki banyak umat muslim di Swedia, hal ini bukanlah masalah besar. Namun beberapa tahun belakangan ini, hal ini (tak ada matahari terbit dan terbenam) telah menjadi masalah," kata Asosiasi Islam, Imam Mahmoud Khalfi seperti dikutip dari onislam.net, Senin (30/6/2014).
"Ada banyak saran tentang itu. Misalnya bisa dengan mengikuti waktu berbuka di Mekah atau memulai sahur dan berbuka puasa di waktu cerah antara siang dan malam," tambah Khalfi.
Ramadan yang dimulai pada Sabtu, 28 Juni di musim panas panjang di Swedia merupakan tantangan tersendiri bagi muslim di Swedia. Di beberapa bagian di Utara Swedia, seperti di Kiruna di mana matahari tidak pernah terbenam di bulan Juni dan Juli.
Hari-hari yang tidak pernah berakhir malam ini menimbulkan kebingungan di antara umat Islam di Swedia yang benar-benar ingin melaksanakan puasa sesuai dengan aturan Islam yakni menahan lapar dan haus sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Dewan Fatwa dan Penelitian Eropa telah mengeluarkan pedoman baru untuk menyelesaikan masalah ini. Umat Muslim di Swedia bisa mengikuti aturan waktu di Stockhol atau di Malmo. Atau mereka bisa kembali pada jam terbenamnya matahari saat bulan Mei
Atas hal ini, muslim di sana telah menerima pedoman baru untuk menentukan kapan waktu berbuka dan sahur tanpa didasarkan pada terbit dan terbenamnya matahari.
"Ketika kita tidak memiliki banyak umat muslim di Swedia, hal ini bukanlah masalah besar. Namun beberapa tahun belakangan ini, hal ini (tak ada matahari terbit dan terbenam) telah menjadi masalah," kata Asosiasi Islam, Imam Mahmoud Khalfi seperti dikutip dari onislam.net, Senin (30/6/2014).
"Ada banyak saran tentang itu. Misalnya bisa dengan mengikuti waktu berbuka di Mekah atau memulai sahur dan berbuka puasa di waktu cerah antara siang dan malam," tambah Khalfi.
Ramadan yang dimulai pada Sabtu, 28 Juni di musim panas panjang di Swedia merupakan tantangan tersendiri bagi muslim di Swedia. Di beberapa bagian di Utara Swedia, seperti di Kiruna di mana matahari tidak pernah terbenam di bulan Juni dan Juli.
Hari-hari yang tidak pernah berakhir malam ini menimbulkan kebingungan di antara umat Islam di Swedia yang benar-benar ingin melaksanakan puasa sesuai dengan aturan Islam yakni menahan lapar dan haus sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Dewan Fatwa dan Penelitian Eropa telah mengeluarkan pedoman baru untuk menyelesaikan masalah ini. Umat Muslim di Swedia bisa mengikuti aturan waktu di Stockhol atau di Malmo. Atau mereka bisa kembali pada jam terbenamnya matahari saat bulan Mei
Muslim yang tinggal di Västerbotten, Swedia Utara berpuasa antara jam 03.11-21.03 waktu setempat. Namun pedoman baru ini tidak sepenuhnya bisa diterima oleh semua muslim Swedia.
"Tahun depan kami berharap untuk solusi yang seragam," kata Khalfi.
Menurut data dari Islamic Center di Malmö, ada sekitar 350.000 muslim yang tinggal di Swedia dari total sembilan juta penduduknya
"Tahun depan kami berharap untuk solusi yang seragam," kata Khalfi.
Menurut data dari Islamic Center di Malmö, ada sekitar 350.000 muslim yang tinggal di Swedia dari total sembilan juta penduduknya
No comments:
Post a Comment