Friday, June 27, 2014

Wartawan AS Allan Nairn Tantang Prabowo

Metrotvnews.com, Jakarta: Wartawan investigasi asal Amerika Serikat, Allan Nairn, menegaskan bahwa wawancara antara dirinya dan Prabowo benar dan akurat. Bahkan, Allan menantang Prabowo jika keberatan dengan tulisan di blog pribadinya, www.allannairs.org, kepada pihak berwajib dengan delik pidana fitnah.

"Apa yang saya tulis tentang Prabowo, itu akurat. Jika sang Jenderal (Prabowo) ingin menyangkal ini, saya mengundang dia untuk menghadapi saya di pengadilan Indonesia dengan mengajukan tuduhan pidana fitnah terhadap saya," ungkap Allan seperti dalam tulisan terbaru di blog pribadinya yang berjudul A Response and Several Challenges to General Prabowo, yang diunggah Kamis (26/6/2014).

"Saya memiliki beberapa tantangan untuk sang Jenderal:"

"Jenderal Prabowo, maukah Anda bergabung dengan saya untuk menyerukan agar Presiden AS diadili?"

"Dan Mengenai eksploitasi AS Indonesia dan isu kontrak pertambangan, Jenderal Prabowo, maukah Anda bergabung dengan saya untuk menyerukan pengusiran Freeport McMoRan dari Indonesia?"


Allan mengaku bahwa saat ini ia sedang berada di Indonesia. Peraih dua penghargaan jurnalisme, George Polk Award pada 1994 dan James Aronson Award pada 1990 dan 1994, itu mengaku siap ditangkap oleh pihak berwenang.

"Saat ini saya di Indonesia sehingga jika TNI ingin menangkap saya, mereka bisa. Jika Jenderal Prabowo ingin saya ditangkap karena apa yang telah saya ditulis tentang dia, maka saya berharap dia yang mengatakan sendiri," lanjut Allan.

Lelaki kelahiran tahun 1956 itu mengatakan, sesungguhnya Prabowo mengaku sangat dekat dengan Amerika Serikat dan sosok yang dilindungi. "Prabowo mengatakan sendiri kepada saya bahwa dia adalah anak kesayangan Amerika," tukasnya.

Dalam tulisan terbarunya itu, Allan mengutip dan membagikan sejumlah link berita dari berbagai media di Indonesia yang berisi bantahan dari Tim Sukses Prabowo-Hatta terkait wawancara yang ia ceritakan dalam tulisan "Do I have the guts," Prabowo asked, "am I ready to be called a fascist dictator?".
(Jco)

Metrotvnews.com, Jakarta: Wartawan Investigasi Amerika Serikat yang lebih dari 20 tahun memberi perhatian isu yang terjadi di Indonesia, Allan Nairn, menuliskan pengalamannya saat mewawancarai Prabowo Subianto. Dalam wawancara yang dilakukan di kurun waktu Juni-Juli 2001, calon presiden nomor urut satu itu pernah menyebut Presiden Ketiga RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sebagai 'presiden buta'.

Pengalaman itu diungkap lelaki kelahiran 1956 dalam blog pribadinya dihttp://www.allannairn.org/2014/06/news-do-i-have-guts-prabowo-asked-am-i.html.

Allan bertemu dan berbincang dengan Prabowo sebanyak dua kali di Mega Kuningan, Jakarta. Saat itu, kata Allan, dia hendak menanyakan perihal peran TNI di Timor Timur (sekarang Timor Leste), khususnya kasus pembantaian yang menewaskan 271 warga di Santa Cruz pada 1991.

Namun, Prabowo tak banyak bicara soal itu. Dia mengaku hanya mengetahui sedikit soal Santa Cruz.

"Santa Cruz telah membunuh kami secara politis. Ini sebuah kekalahan. Anda jangan membantai warga sipil di depan media. Mungkin bisa dilakukan di desa terpencil, tapi jangan di ibukota provinsi," ujar Prabowo kepada Allan.

Tapi, sekitar empat jam wawancara, Prabowo berbicara banyak hal. Termasuk topik fasisme, demokrasi, kebijakan pembunuhan massal oleh tentara, dan hubungan dekatnya yang panjang dengan Pentagon dan Intelijen AS.

Pada 2001, Gus Dur adalah Presiden RI. Alan mengingat, tiga minggu setelah dia bertemu Prabowo, Gus Dur lengser.

Peraih pernghargaan Robert F. Kennedy Memorial First Prize for International Radio untuk reportasenya di Timor Timur itu, mengaku masih mengingat apa yang disampaikan Prabowo. Dia tuliskan lagi ucapan Prabowo soal Gus Dur di blognya itu.

Awalnya, Prabowo menjelaskan kondisi Indonesia yang belum siap menerima demokrasi. Pasalnya, menurut Prabowo, masih ada kanibal dan kelompok-kelompok pelaku kekerasan di negeri ini. Prabowo pun menilai Indonesia masih membutuhkan rezim otoriter, namun yang bersifat lunak.

Terkait Gus Dur, Prabowo mengkritik TNI yang tunduk padanya, apalagi sang presiden buta secara fisik. "Militer bahkan tunduk pada seorang presiden yang buta! Bayangkan! Lihatlah dia (Gus Dur), dia sangat memalukan," kata Prabowo seperti dikutip dari blog www.allanairn.org, Selasa (24/6/2014).

Prabowo lalu membandingkan Gus Dur dengan PM Inggris saat itu Tony Blair, Presiden AS George W Bush, dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menurutnya adalah para lelaki tampan.

"Dan kami mempunyai seorang laki-laki buta," lanjut Prabowo.

Pada kesempatan itu, Prabowo juga mengaku memuja Presiden Pakistan Pervez Musharraf yang berani menahan PM negeri itu yang datang dari kalangan sipil. Walau demikian, Prabowo tak menjawab ketika Allan menanyai dia apakah berniat menjadi seperti Pervez Musharraf.

"Apakah saya punya keberanian?" Prabowo bertanya pada Allan. "Apakah saya siap disebut sebagai diktator fasis?"

"Musharraf punya keberanian itu," kata Prabowo.

Di blognya, Allan mengaku sudah mengontak Prabowo untuk meminta izin mempublikasikan wawancaranya itu. Walau belum mendapat persetujuan, Allan tetap memutuskan untuk mempublikasikannya.

Sebab, menurutnya, efek dari melanggar janji terdahulunya untuk menjadikan Prabowo sebagai sumber anonim sebanding dengan kerugian besar yang mungkin dialami rakyat Indonesia apabila informasi tentang yang bersangkutan tak diketahui publik sebelum memilih di TPS saat pilpres mendatang.

Allan juga mengatakan bahwa dia secara khusus berbicara soal Gus Dur karena ketokohannya masih diingat banyak masyarakat Indonesia. Selain itu, karena Tim Pemenangan Prabowo-Hatta menggunakan cuplikan rekaman pernyataan Gus Dur untuk berkampanye pilres 2014.
(Jco)

No comments:

Post a Comment