Sunday, January 24, 2016

"Wanita Emas" Bagi-bagi Uang, Ahok Nilai Lumayan Warga Jakarta Dapat Duit

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengomentari aksi kader Partai Demokrat, Hasnaeni, yang membagi-bagikan uang kepada anak kecil di kolong Tol Penjaringan, Jakarta Utara.
Menurut dia, calon gubernur seperti itu justru membawa keuntungan bagi warga Jakarta.
"Kalau calonnya bagi-bagi uang, yang untung kan warga Jakarta," ujar Ahok di Rumah Griya Gus Dur, Jalan Taman Amir Hamzah, Minggu (24/1/2016).
Kemarin, Hasnaeni menyambangi warga yang tinggal di kolong Tol Penjaringan, Jakarta Utara. Dia datang dengan menumpang bajaj. Bak "Santa Claus", rombongan Hasnaeni mengikuti dari belakang dengan membawa segepok uang dan sembako.
Anak-anak disuruh berbaris rapi agar Hasnaeni yang dikenal dengan sebutan "Wanita Emas" bisa membagikan selembar uang Rp 5.000. Anak-anak dan ibu-ibu juga berebut mengambil bungkusan mi instan, susu cair, dan makanan ringan.
Semua itu dia lakukan sambil menjelaskan kepada masyarakat mengenai niatnya untuk maju dalam Pilkada DKI 2017. Dengan entengnya, Ahok justru berharap semakin banyak calon gubernur yang membagikan uang kepada warganya.
"Saya justru berharap, orang-orang yang bagi uang kayak beliau itu tambah banyak. Lumayan kan warga Jakarta dapat duit," ujarAhok. (Baca: Ingin Jadi Gubernur DKI, Perempuan Ini Bagi-bagi Duit di Kolong Tol Penjaringan)

Namanya Hasnaeni Moein, salah seorang kader dari Partai Demokrat. Namun, dia lebih dikenal dengan sebutan "Wanita Emas".
Kemarin, Hasnaeni menyambangi warga yang tinggal di kolong Tol Penjaringan, Jakarta Utara. Dia datang dengan menumpang bajaj.
Rombongan Hasnaeni pun mengikuti dari belakang dengan membawa segepok uang dan sembako. Anak-anak disuruh berbaris rapi agar si "Wanita Emas" itu bisa membagikan selembar uang Rp 5.000.
Anak-anak dan ibu-ibu juga berebut mengambil bungkusan mi instan, susu cair, dan makanan ringan.
Semua itu dia lakukan sambil menjelaskan kepada masyarakat mengenai niatnya untuk maju dalam Pilkada DKI 2017.
"Iya, insya Allah sih kalau masyarakat menginginkan saya menjadi ibu dari mereka, saya siap-siap saja (jadi gubernur) karena saya sangat prihatin sekali lihat kondisi dan keadaan seperti ini," ujar Hasnaeni, Sabtu (23/1/2016).
Hasnaeni membantah bahwa kegiatan kemarin merupakan bentuk politik uang. Menurut dia, bagi-bagi uang itu dia lakukan karena prihatin dengan anak kecil yang tinggal di kolong jembatan.
"Kami membagikan uang ke anak kecil itu karena rasa empati saya ke masyarakat," ucap Hasnaeni.
"Karena anak-anak kecil tinggal di kolong jembatan ini dan sebagai bentuk perhatian saya ke anak-anak, jadi tidak ada kampanye-kampanye," kata dia.
Masih berambisi
Sudah beberapa kali Hasnaeni mengikuti proses pemilihan umum. Pada tahun 2010, Hasnaeni pernah menjadi bakal calon wali kota Tangerang Selatan dengan menggandeng Saipul Jamil.
Namun, di pertengahan jalan, bakal calon wakilnya mengundurkan diri. Pada akhirnya, Hasnaeni batal mendaftar menjadi calon wali kota Tangerang Selatan.
Gagal di Tangerang, Hasnaeni tidak menyerah dan kembali mencoba peruntungan untuk maju dalam Pilkada DKI 2012.
Awalnya, Hasnaeni percaya diri melenggang di bursa cagub dengan mengandalkan dukungan dari 25 partai koalisi non-parlemen atau partai-partai kecil yang tidak mendapat kursi di parlemen.
Namun, dia kembali gagal mendaftar ke KPUD DKI. Kejadian itu sempat ramai karena Hasnaeni merasa tertipu oleh partai pendukungnya.
Dia menuding mereka telah menipunya dan berbalik arah dengan mendukung pasangan calon lain, Alex Noerdin dan Nono Sampono.
Impian Hasnaeni ikut bertarung dalam Pilkada DKI 2012 kandas.
Hasnaeni tidak menyerah. Dia kembali mencoba mengikuti pemilihan legislatif untuk menjadi anggota DPR RI pada tahun 2014.
Namun, Hasnaeni gagal memperoleh dukungan yang cukup.
Kini, beberapa partai politik sudah mulai mempersiapkan diri untuk Pilkada DKI 2017. Seakan tidak mau ketinggalan, Hasnaeni kembali muncul dengan membawa niat untuk menjadi DKI 1.
Pengurus harian DPP Partai Demokrat itu mengaku sudah ada komunikasi dengan beberapa partai politik terkait Pilkada DKI 2017.
Meski demikian, kata dia, harus ada proses penjaringan calon terlebih dahulu untuk menentukan tokoh mana yang bakal diusung Partai Demokrat sebagai bakal calon gubernur.
Padahal, Partai Demokrat sudah beberapa kali mengungkapkan akan mendukung Nachrowi Ramli, bukan Hasnaeni.
Kritik Ahok
Sejak dulu, cara Hasnaeni melakukan sosialisasi kepada masyarakat hampir memiliki pola yang sama.
Dia menyukai menempelkan foto dirinya di angkutan kota, seperti metromini ataupun kopaja.
Menurut dia, cara tersebut lebih efektif mendekatkan diri dengan rakyat.
Begitu pun caranya yang kerap membagi-bagikan uang dan sembako kepada masyarakat. Kemarin, dia mempraktikkan kembali cara itu meski menolak disebut berkampanye.
Hasnaeni juga mengkritik kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menurutnya kurang merakyat.
Tidak seperti dirinya, Hasnaeni mengkritik Basuki yang jarangblusukan. (Baca: "Wanita Emas" Nilai Ahok Jarang "Blusukan")
"Kalau saya lihat sejauh ini, Pak Ahok (Basuki) sangat jarang sekali menyentuh ke bawah. Waktu Pak Jokowi (jadi gubernur) masih sering blusukan," ujar Hasnaeni.
Menurut dia, seorang pemimpin harus dapat mengetahui kebutuhan, keadaan, serta permasalahan yang dihadapi warganya.
Gaya kampanye dengan membagikan uang sudah dilaksanakan Hasnaeni sejak lama dan tidak berhasil membawa dia untuk sekadar maju menjadi calon gubernur saja.
Sekarang, dia menggunakannya lagi pada awal kemunculannya dalam "pemanasan" Pilkada DKI 2017.
Kali ini, apakah cara Hasnaeni akan berhasil membawanya melenggang jadi gubernur DKI? Tentu masyarakat DKI yang bisa menjawabnya.

No comments:

Post a Comment