Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyoroti kinerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Ia menilai masih banyak tugas yang belum dapat dilaksanakan dengan baik.
"Dia (Kadis Pertamanan dan Pemakaman DKI Ratna Diah Kurniati) lebih baik daripada yang dulu tapi juga belum memuaskan," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (27/1/2016).
Sejumlah masalah pertamanan disorot oleh Ahok. Salah satunya, masih banyak tanah-tanah yang dibiarkan 'gundul' dan tidak ditanami rumput hijau.
Ahok juga kecewa melihat proses penambalan tanah menjadi rumput di tanah (topping) di lakukan oleh Pekerja Prasarana Sarana Umum (PPSU) Keluarahan. Padahal Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI selama ini sudah diberi dana yang cukup besar.
"Taman juga sebenarnya masih ada tanah yang masih kuning. Kan sudah jelas instruksi saya, semua harus ditanami rumput dan tanaman. Enggak boleh dibiarin jelek. Ini ada jalan ada trotoar, terus ada tanah kosong ya tanahnya harus tanami gitu," lanjutnya gemas.
Masalah lainnya terkait banyaknya aksi pungutan liar (pungli) yang masih terjadi di kawasan pemakaman. Hal itu masih belum dapat teratasi dengan baik oleh Dinas Pertanaman dan Pemakaman DKI.
Selain itu, Ahok melihat fasilitas makam gratis yang disiapkan oleh dinas ternyata tidak diminati warga Ibu Kota. Akibatnya dana untuk pemakaman gratis itu tidak terserap dengan baik oleh dinas.
Ahok menengarai hampir seluruh warga Ibu Kota mampu membayar uang pemakaman, sehingga tidak ada yang berminat dengan program yang diajukannya. "Rata-rata emang enggak pada pakai. Rata-rata yang miskin sekali itu dikit karena bayarnya kan murah ya, kamu cuma berapa ribu gitu. Kalau enggak gratis kan orang enggak mendaftar, langsung bayarnya," kata Ahok.
Dia juga sempat geleng-geleng kepala mendapati pos anggaran di dinas tersebut yang jumlahnya mencapai R p30 miliar. Terlebih saat mengetahui anggaran itu hanya diperuntukkan untuk membersihkan jamur di pohon.
"Dia (Kadis Pertamanan dan Pemakaman DKI Ratna Diah Kurniati) lebih baik daripada yang dulu tapi juga belum memuaskan," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (27/1/2016).
Sejumlah masalah pertamanan disorot oleh Ahok. Salah satunya, masih banyak tanah-tanah yang dibiarkan 'gundul' dan tidak ditanami rumput hijau.
Ahok juga kecewa melihat proses penambalan tanah menjadi rumput di tanah (topping) di lakukan oleh Pekerja Prasarana Sarana Umum (PPSU) Keluarahan. Padahal Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI selama ini sudah diberi dana yang cukup besar.
"Taman juga sebenarnya masih ada tanah yang masih kuning. Kan sudah jelas instruksi saya, semua harus ditanami rumput dan tanaman. Enggak boleh dibiarin jelek. Ini ada jalan ada trotoar, terus ada tanah kosong ya tanahnya harus tanami gitu," lanjutnya gemas.
Masalah lainnya terkait banyaknya aksi pungutan liar (pungli) yang masih terjadi di kawasan pemakaman. Hal itu masih belum dapat teratasi dengan baik oleh Dinas Pertanaman dan Pemakaman DKI.
Selain itu, Ahok melihat fasilitas makam gratis yang disiapkan oleh dinas ternyata tidak diminati warga Ibu Kota. Akibatnya dana untuk pemakaman gratis itu tidak terserap dengan baik oleh dinas.
Ahok menengarai hampir seluruh warga Ibu Kota mampu membayar uang pemakaman, sehingga tidak ada yang berminat dengan program yang diajukannya. "Rata-rata emang enggak pada pakai. Rata-rata yang miskin sekali itu dikit karena bayarnya kan murah ya, kamu cuma berapa ribu gitu. Kalau enggak gratis kan orang enggak mendaftar, langsung bayarnya," kata Ahok.
Dia juga sempat geleng-geleng kepala mendapati pos anggaran di dinas tersebut yang jumlahnya mencapai R p30 miliar. Terlebih saat mengetahui anggaran itu hanya diperuntukkan untuk membersihkan jamur di pohon.
No comments:
Post a Comment