Sunday, January 31, 2016

Digadang Jadi Cagub DKI, Sandiaga Uno Temui Ridwan Kamil

Salah satu calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Sandiaga Salahudin Uno pada Sabtu kemarin menemui Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Namun dalam kunjungan tersebut Sandiaga mengaku tak membahas soal rencana dia maju sebagai calon Gubernur DKI 2017. 

Kunjungan Sandiaga kali ini adalah sebagai Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI). Sandiaga Uno sejak November 2015 lalu terpilih sebagai Ketua Umum APPSI menggantikan Prabowo Subianto. 

Sebagai Ketum APPSI, Sandiaga gencar melakukan kerjasama dengan beberapa pemerintahan kabupaten dan kota dalam rangka untuk revitalisasi pasar tradisional. Salah satunya adalah dengan Pemkot Bandung yang dipimpin Ridwan Kamil alias Emil. 

"Saya sowan ke Pak Wali Kota Bandung untuk kerjasama beberapa revitalisasi pasar tradisional di Bandung. Salah satunya pasar Kosambi," kata Sandiaga Uno saat berbincang dengan detikcom, Minggu (31/1/2016). 

Kerjasama yang bisa dilakukan antara APPSI dengan Pemkot Bandung, kata Sandiaga, nantinya bisa dalam wujud operasi atau investasi. 

"Diharapkan dengan revitalisasi pasar tradisional akan berdampak positif untuk akses distribusi pedagang pasar dan mudah-mudahan meredam gejolak kenaikan harga-harga bahan pokok," kata Sandiaga. 

Saat ini menurut dia sejumlah pasar tradisional di Bandung telah direvitalisasi dan ditata oleh Emil. Tak hanya pasar tradisional, pelayanan publik juga terus ditingkatkan. 

"Nantinya pasar tradisional di Bandung akan ditata ke arah tematik, memberdayakan ekonomi akar rumput, merangkul teknologi dan inovasi," kata dia.

Hal inilah yang membuat Sandiaga terkesan dengan gaya kepemimpinan Emil. Di bawah kepemimpinan Emil, kata Sandiaga, Kota Bandung mengalami kemajuan yang pesat. Pasar tradisional ditata, dan pelayanan publik pun ditingkatkan. 

"Hebat banget kemajuan di Bandung, mulai dari rehabilitasi Pasar Cihapit sampai kinerja pelayanan publik yang bisa bersaing dengan kota-kota besar di ASEAN," kata Sandiaga. 

Dari Emil, Sandi mengaku banyak belajar tentang gaya kepemimpinan seorang kepala daerah. "Saya banyak belajar tentang transformasi di Kota Bandung, Liveable and Lovable city," kata Sandiaga. 

Eks Menpora Adhyaksa Dault menatap sumringah hasil survei CSIS yang menempatkannya di nomor urut 4 bursa cagub DKI teratas. Bagi Adhyaksa, mengalahkan Ahok di Pilgub DKI bukan hal yang mustahil.

"Saya melihat ada peluang. Incumbent Pak Ahok 43 persen, itu rendah. Karena incumbent dengan modal dasar 43 persen artinya mayoritas rakyat Jakarta tidak ingin beliau kembali," kata Adhyaksa saat berbincang dengan detikcom, Jumat (29/1/2016).

Beda cerita dengan Tri Rismaharini yang jauh hari sebelum Pilkada Surabaya elektabilitasnya menyentuh 70 persen. Tentu saja lawan tandingnya ngeper, bahkan Risma sempat kehilangan lawan di last minutes sebelum akhirnya pendaftaran pilkada diperpanjang.

"Ibu Risma incumbent dia 70 persen, sehingga orang tidak berani melawan beliau karena modal dasarnya 70 persen," ujar Adhyaksa menganalisa.

Adhyaksa memantau survei terkini. Ia menyimpulkan elektabilitas Ahok berkisar pada angka tersebut.

"Kita melihat dari tren malah menurun. Kalau Februari atau April turun maka itu menjadi perhatian besar bagi incumbent," kata Adhyaksa.

Namun bagi Adhyaksa survei tak perlu ditanggapi serius karena survei bukanlah takdir. Dia berkaca pada 'kemenangan' Fauzi Bowo menjelang Pilgub tahun 2012 silam, namun nyatanya pahit di hari pemilihan suara.

"Kalau survei itu kan seolah papan takdir, tapi janganlah survei dianggap sudah pasti. Pas incumbent Pak Foke dua minggu sebelumnya menang tapi dua minggu kemudian Pak Jokowi yang menang. Artinya kita tidak bisa berpegang kepada survei," pungkas Adhyaksa yang mengaku tiap hari minimal mendatangi tiga undangan pertemuan dengan warga menjelang Pilgub DKI ini.

Apa anda sepakat dengan analisa Adhyaksa soal survei elektabilitas bursa cagub DKI?

Sebagai informasi tambahan, berikut hasil survei elektabilitas 12 nama calon gubernur DKI versi CSIS yang dirilis baru-baru ini:

1. Basuki T Purnama (Ahok): 43,25 persen.
2. Ridwan Kamil 17,25 persen.
3. Tri Rismaharini 8 persen
4. Adhyaksa Dault 4,25 persen
5. Hidayat Nur Wahid 4 persen
6. Tantowi Yahya 4 persen
7. Abrahan 'Lulung' Lunggana 3,75 persen
8. Nachrowi Ramli 3,75 persen
9. Alex Noerdin 1,25 persen
10. Djarot Saiful Hidayat 1,25 persen
11. Djan Faridz 0, 25 persen.

CSIS melakukan survei secara terbuka pada 400 sampel warga Jakarta dengan metode multi stage random sampling secara tatap muka. Survei yang dilakukan pada 5-10 Januari ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin error +/- 4,9 persen.

No comments:

Post a Comment