Friday, June 27, 2014

Diproduksi 50 Unit, Jet Tempur Made In RI Saingi Jet Rafale dan F-18

http://images.detik.com/content/2014/06/27/1036/152938_jet.jpg
Jakarta -Indonesia dan Korea Selatan sedang mengembangkan jet tempur canggih. Kedua negara sepakat merancang burung besi canggih untuk keperluan perang. Pesawat tersebut masuk generasi 4.5.

Program tersebut bernama Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX). Seri KFX/IFX sendiri setara dengan jet tempur tipe F-18 Super Hornet, Eurofighter Typhoon, hingga Dessault Rafale. Pesawat generasi 4.5 mulai dikembangkan pada dekade 1990-an. Pesawat generasi 4.5 ini masih diproduksi hingga kini, meskipun pengembangan jet tempur telah memasuki generasi 5 dan 6.

Untuk versi Indonesia atau IFX, prototype akan diluncurkan pada tahun 2020. Selanjutnya 2 tahun berikutnya atau tahun 2022, IFX akan diproduksi secara massal di Indonesia. Produksi pesawat disesuaikan dengan kebutuhan TNI dan kondisi geografis TNI.

"Untuk buat pesawat terbang militer itu normal 8 tahun. Apalagi skala fighter kalau pesawat kecil biasa cuma 4 tahun. Produksinya 2022. Prototype harus terbang pada tahun 2020. Itu sudah terbang. Itu untuk 2 negara," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso kepada detikFinance beberapa waktu lalu.

Saat diproduksi bersama, KFX/IFX akan diproduksi sebanyak 150 unit. Dengan rincian Angkatan Udara Korea Selatan memperoleh 100 unit (KFX) dan Angkatan Udara Indonesia mendapatkan 50 unit (IFX). Sementara untuk pembiayaan, sebanyak 80% ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan dan 20% oleh pemerintah Indonesia.

(feb/dnl) 

Jakarta -Pada 9 Juli nanti Indonesia kan menentukan presiden baru periode 2014-2019. Bagaimana nasib program strategis nasional yang bersifat jangka panjang, seperti pengembangan jet tempur canggih bernama Indonesia Fighter Xperiment (IFX)?

Program pesawat ini dimulai dan dirancang sejak tahun 2010, dan direncanakan memasuki fase produksi massal mulai tahun 2022. 

Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim menyebut, program pengembangan jet tempur canggih IFX sangat bergantung terhadap Presiden baru. Namun meski tergantung, Silmy menyebut Indonesia harus memiliki kemandirian di dalam penguasaan dan produksi pesawat tempur canggih.

"Kalau kemandiriannya berapa lamanya, itu tergantung keputusan kepala pemerintahan," kata Silmy saat berbincang dengan detikFinance, Jumat (27/6/2014).

Silmy menjelaskan, program jet tempur IFX generasi 4.5 tersebut sangat menguntungkan Indonesia. Bila pesawat ini tercipta, maka bisa menghemat devisa karena pemenuhan peralatan tempur canggih dipenuhi dari industri pertahanan dalam negeri.

"Ini penghematan, kalau beli di luar negeri ya yang menikmati luar negeri," sebutnya.

Sebelumnya Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia (persero) Budiman Saleh menjelaskan, pengembangan proyek pesawat tempur KFX/IFX akan terus berlanjut, meski presiden di Indonesia maupun di Korea Selatan telah berganti.

"Itu masuk blue print pemerintah, akan diteruskan oleh siapapun presidennya," kata Budiman.

Untuk versi Indonesia, jet tempur jenis pesawat IFX akan diproduksi di markas PTDI di Bandung, Jawa Barat. Sedangkan Korea Selatan akan memproduksi KFX. Produksi massal dimulai pada tahun 2022.

Saat diproduksi bersama, KFX/IFX akan diproduksi sebanyak 150 unit. Dengan rincian Angkatan Udara Korea Selatan memperoleh 100 unit (KFX) dan Angkatan Udara Indonesia mendapatkan 50 unit (IFX). Sementara untuk pembiayaan, sebanyak 80% ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan dan 20% oleh pemerintah Indonesia.
(feb/dnl) 

http://images.detik.com/content/2014/06/27/1036/pesawat4.jpgFoto: Ilustrasi
Jakarta -Insinyur atau tenaga ahli kedirgantaraan Indonesia saat ini tengah merancang program pengembangan jet tempur canggih, bernama Indonesia Fighter Xperiment (IFX). Pesawat IFX merupakan jet tempur canggih generasi 4.5 dan memiliki teknologi di atas F16.

Untuk pengembangan jet tempur versi lokal tersebut, insinyur Indonesia dinilai memiliki kemampuan yang mumpuni.

"SDM kita diakui cukup baik dan punya kemampuan bahkan untuk beberapa (insinyur) di atas mereka jadi kalau masalah SDM kita cukup unggul," kata Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim saat berbincang kepada detikFinance, Jumat (27/6/2014).

Kemampuan insinyur Indonesia telah teruji. Program pengembangan pesawat seperti CN235, N250, N2130 menjadi pembuktian para ahli pesawat Indonesia. Bahkan para insinyur RI saat ini bertebaran di perusahaan pesawat dunia seperti Boeing, Airbus, hingga Embraer.

"Waktu kita bikin N250 diketawain, terus rancang N2130 semua ketawain, termasuk dari luar negeri ketawain kita. Sekarang terbukti, pesawat sejenis banyak dipakai di Indonesia (ATR hingga Boeing 737)," jelasnya.

Diakui Silmy untuk komponen penunjang, IFX pasti memakai komponen dari luar negeri. Hal ini normal dijumpai di industri pesawat. "Indonesia dalam membuat pesawat CN235 pun masih menggunakan komponen dari luar jadi nggak semua dari Indonesia," paparnya.

Seperti diketahui proyek pesawat tempur dimulai sejak tahun 2010. Pihak Indonesia melibatkan ahli-ahli atau insinyur dari PT Dirgantara Indonesia (Persero), perguruan tinggi dan Kementerian Pertahanan untuk merancang konsep jet tempur bersama di Korea Selatan.

Rencananya purwarupa atau prototype KFX/IFX bisa diperkenalkan ke publik pada tahun 2020. Selanjutnya 2 tahun kemudian, jet tempur IFX akan diproduksi di Indonesia. Rencananya Indonesia memproduksi sebanyak 50 unit jet IFX.
(feb/dnl) 

No comments:

Post a Comment