Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota, Jakarta, Jumat (26/9/2014)
JAKARTA, KOMPAS.com — Hari Rabu (15/10/2014) ini, genap dua tahun Gubernur Joko Widodo dan wakilnya, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama memimpin DKI Jakarta. Meski demikian, pada tahun kedua ini, Jokowi dipastikan tak lama lagi akan segera meninggalkan Ahok menyusul terpilihnya ia sebagai presiden RI, dan akan segera dilantik pada 20 Oktober 2014.
Meski Jokowi tak lagi menjadi gubernur, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah tak melihatnya sebagai sebuah upaya untuk lari dari tanggung jawab untuk membenahi Jakarta. Ia yakin, meski Jokowi tidak lagi menjadi gubernur, program-program Jakarta Baru akan terus berlanjut.
"Mereka tidak berpisah. Kan masih sama-sama di pemerintahan. Cuma yang satu di nasional, yang satu di daerah. Ini kan sudah takdir Yang Maha Kuasa. Kita harus rela, apalagi beliau (Jokowi) ini sebenarnya enggak ke mana-mana. Memimpin RI kan artinya memimpin DKI juga, apalagi Jakarta ibu kota negara," kata Saefullah di Balaikota Jakarta, Selasa (14/10/2014).
Saefullah menilai, dengan menjadi presiden, Jokowi akan lebih mudah merealisasikan janjinya untuk membenahi Jakarta. Dengan posisi tersebut, Jokowi akan mampu memerintahkan instansi-instansi di tingkat pusat yang tidak berada di bawah kendali gubernur DKI untuk ikut berbenah.
"Karena ada pada level tertinggi, beliau bisa membenahi Jakarta dengan kalimat perintah. Kalau kemarin saat jadi gubernur kan kalimatnya permohonan. Saya yakin kalimat perintah akan lebih efektif ketimbang kalimat permohonan," ujar mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu.
No comments:
Post a Comment