Friday, October 31, 2014

"Siapa Cepat, Dapat Lantai Dasar Rusun Muara Baru..."

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga di sisi barat Waduk Pluit yang terkena dampak proyek pelebaran jalan inspeksi masih enggan pindah ke rumah susun Muara Baru. Pasalnya, warga masih berharap adanya ganti rugi rumah mereka. 

Namun, Camat Penjaringan Rusdiyanto mengatakan, pihaknya menggunakan cara 'siapa cepat dia dapat', dengan menjanjikan lantai bawah rusun bagi mereka yang lebih dulu mau pindah. "Warga yang pertama mendaftar, akan diberikan tempat di lantai dasar rusun," kata Rusdiyanto, kepada wartawan, Rabu (15/10/2014). 

Dengan iming-iming tersebut, dirinya berharap warga mau pindah. Rusdiyanto pun mengaku telah melakukan pendataan terhadap warga sejak Senin (13/10/2014). Dari 200 keluarga yang hendak dipindahkan, baru sekitar 20 keluarga yang bersedia pindah. 

Diketahui, sebanyak 8 blok dibangun untuk relokasi warga Waduk Pluit. Pekan depan, diprediksi rusun tersebut telah siap untuk ditempati. "Minggu depan sudah beres. Tinggal menunggu instalasi air dan listrik," ujar Rusdiyanto.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 200 keluarga akan dipindahkan dari sisi barat Waduk Pluit. Mereka adalah warga yang bermukim mulai belakang Pos Polisi Wadul Pluit hingga Rumah Pompa Muara Baru, berlanjut ke pemukiman sampai depan Rusun Muara Baru. 

Relokasi dilakukan karena mereka berada di tepi jalan inspeksi yang akan diperbaiki. Jalan inspeksi Waduk Pluit, akan ditinggikan dan dilebarkan. Perbaikan jalan inspeksi juga untuk mencegah banjir rob yang kerap merendam jalan inspeksi tersebut.

 Warga Muara Baru yang kini tinggal di Rumah Susun (Rusun) Marunda, Jakarta Utara, merasa senang dengan kemarahan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kemarin. Warga bahkan bertepuk tangan saat Ahok menyinggung soal jual beli rusun. [Baca: Ahok Marah, Dirut Bank DKI Pucat, Penghuni Rusun Marunda Tepuk Tangan]

Ketua RT 014 RW 07 Kluster B, Christine, yang juga hadir saat Ahok ke Rusun Marunda berpendapat, mereka mengapresiasi kinerja Ahok yang sampai tahu ada oknum yang mengalihkan rusun miliknya atau bahkan menyewakan untuk orang lain. 

Dengan ditegurnya pihak Bank DKI, Christine berharap tidak ada oknum yang menyalahgunakan rusun di Marunda. "Kalau kartunya sudah ada foto, orang-orang yang sewa itu kan bisa ketahuan," tutur Christine kepada Kompas.com, Jumat (5/9/2014). 

Christine juga paham alasan Ahok sampai marah saat ke Rusun Marunda. Dia juga menginginkan semua warga di Rusun Marunda paham agar jangan lagi jual beli rusun miliknya sendiri, baik dengan alasan diberikan ke saudara, disewakan, maupun alasan lainnya.

Warga lain yang juga setuju dengan aksi Ahok sampai memuji sambil meneriakkan nama Ahok. "Hidup Ahok," kata seorang ibu. 

Sebelumnya diberitakan, warga di Rusun Marunda membenarkan ada praktik jual beli rusun seperti yang diucapkan oleh Ahok. Adapun praktik tersebut telah dilakukan sejak Rusun Marunda diresmikan dua tahun lalu. [Baca: Ahok Sebut Banyak PNS DKI "Main" di Rusun Marunda, Ini Pengakuan Warga]

Christine sendiri selaku ketua RT di sana tidak bisa berbuat banyak. Dia mengetahui siapa-siapa saja yang mengoperalihkan rusun miliknya, tetapi dia merasa tidak berwenang untuk menegur mereka.

"Enggak enak saja tegur warga, soalnya ada yang rusunnya kosong dibiarin sama pemiliknya enggak ditinggalin, kayak vila," ujar Christine. Untuk kasus seperti itu, menurut dia, lebih baik rusun diberikan kepada orang yang membutuhkan saja.

No comments:

Post a Comment