Thursday, August 21, 2014

Kisah Para PSK Setelah Kompleks Lokalisasi Prostitusi Bongkaran Dibongkar

Kompas.com/Adysta PravitarestuKawasan warung remang-remang di di pinggir rel kereta api sekitar Stasiun Tanah Abang kini porak poranda usai dilakukan penertiban berkala sejak Senin (4/8/2014) hingga Jumat (8/8/2014).

JAKARTA, KOMPAS.com — Dengan diterangi sinar bulan, puluhan penjaja makanan tampak di sepanjang Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sementara itu, aroma parfum semerbak "menyeruak" dari tubuh puluhan perempuan dengan dandanan menor.

Mereka berdiri di sepanjang jalan penghubung jalan pusat Ibu Kota hingga ke Pasar Tanah Abang itu. Jalan Jatibaru yang tersambung dengan Jembatan Kembar tampak ramai, Sabtu (16/8/2014). Jarum jam menunjukkan pukul delapan malam.

Wanita-wanita berpakaian minim yang merupakan pekerja seks komersial (PSK) sedari tadi berdiri di situ. Ada pula yang duduk sambil mengepulkan rokok di tangan. Mereka bercengkerama dan sesekali tertawa cekikikan.

Lelaki yang hendak menggunakan jasa mereka biasanya akan singgah untuk negosiasi harga. Jika harga cocok, mereka akan pergi ke tempat untuk "ngamar". Namun, kalau kantong sedang tipis, mereka bisa "bermain" singkat di atas bus atau di kolong truk.

"Biasanya nanya-nanya dulu, kalau ceweknya jualan (bir atau rokok-red), nanya jualannya. Terus, harga kalau mau 'pakai' (harga kencan). Jualan itu cuma penarik doang. Istilahnya 'kembangan'," tutur seorang lelaki sebut saja Warno (42) itu saat ditemui Kompas.com baru-baru ini.

Hari-hari ini, jumlah PSK yang menjajakan diri di jalan Jatibaru Tanah Abang semakin bertambah. Setelah bantaran rel KA di Tanah Abang bersih dari warung remang-remang, mereka praktis hanya bisa menarik pelanggan di jalan raya.

Mereka yang dulunya tinggal di sepanjang rel kereta api pun kini mencari lokasi baru di sekitar Bongkaran dan Tanah Abang. "Sekarang banyak yang pulang kampung karena dibongkar. Ada juga yang menyewa kos-kosan di sekitar Jatibaru," kata seorang PSK, Inem.

Bongkaran dan prostitusi kelas bawah

Bongkaran adalah sebutan untuk permukiman di sekitar Pasar Tanah Abang, pasar grosir terbesar di Asia Tenggara. Sudah berpuluh tahun lamanya, Bongkaran menjadi lokasi favorit pekerja kelas bawah untuk mereguk "kenikmatan dunia".

Berada di lima titik, kawasan remang-remang Bongkaran sebelumnya berada di sepanjang rel kereta api Stasiun Tanah Abang, di bawah Jembatan Kembar, sepanjang Jalan Jatibaru, di deretan terminal dan Pasar Tasik Jatibaru, serta sepanjang Jalan Jati Bunder.

Namun, kini titik warung remang itu berkurang satu setelah manajemen PT KAI melakukan sterilisasi di kawasan sepanjang rel kereta di Tanah Abang.

Sejatinya, Bongkaran hanyalah lokasi prostitusi warga Ibu Kota kelas bawah. Para pelanggannya rata-rata adalah sopir truk barang, kernet, tukang ojek, ataupun penarik bajaj. Sesuai dengan pangsa pasarnya, harga sewa jasa PSK terbilang murah, mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per kencan. Jika lihai menawar, pelanggan bisa mendapatkan harga Rp 20.000 sekali kencan. 

Namun, para PSK juga memberikan paket dengan tarif Rp 300.000 dan pelanggan mendapatkan waktu layanan lebih lama. "Bisa 'main' sampai 10 kali loh!" ungkap Inem, PSK yang mengaku berasal dari Semarang, Jawa Tengah.

No comments:

Post a Comment