Tuesday, August 26, 2014

Sarwo Handayani: Ahok Punya Cara Baru Mencapai Visi Jakarta Baru

(Foto: Istimewa)
Jakarta - Sarwo Handayani, Deputi Gubernur DKI bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, angkat bicara mengenai dirinya yang diidamkan Wagub Basuki T Purnama (Ahok) menjadi Wagub DKI bila Ahok maju jadi gubernur. Menurut Bu Yani, panggilan akrabnya, Ahok memiliki cara baru mencapai visi Jakarta Baru.

"Hebatnya Ahok, dia punya cara-cara baru untuk mencapai visi itu. Ya kita tinggal ikut saja," kata Bu Yani, memuji kinerja atasannya itu.

Berikut wawancara dengan lulusan ITB dan UI ini di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2014):

Ibu diidamkan Koh Ahok jadi Wagub, bagaimana tanggapannya?

Oh, saya jadi tersanjung. Alhamdulillah. Ayo cari orang yang kinerjanya seperti saya, bahkan yang lebih baik lagi. Saya pasti dukung.

Apakah Ibu berminat jadi Wagub DKI pendamping Ahok?

Saya nggak bisa bilang berminat atau nggak. Kalau pegawai negeri itu, apa kata bosnya

Apakah benar Ibu mau pensiun tahun ini?

Aturannya begitu. Aturan kepegawaian.

Apakah masa pensiun Ibu sudah pernah sudah pernah diperpanjang atau belum?

Sudah. Dua kali. Dulu diperpanjang Pak Fauzi Bowo 2 tahun, diperpanjang Pak Jokowi 2 tahun. Kalau nanti boleh, Pak Ahok perpanjang 2 tahun lagi kali ya. (sambil tertawa).

Kira-kira, apakah Ibu bersedia misalnya, mundur dari PNS dan diminta sama partai pendukung Jokowi-Ahok menjadi Wagub Pak Ahok?

Ya saya nurutnya sama Pak Ahok aja deh. Soalnya bosnya kan.

Dikasih penawaran Wagub DKI karena Ahok menilai kinerja Ibu bagus, bahkan beberapa kali disebut Pak Ahok. Apa tanggapan Ibu diberi penawaran ini?
Ya saya tertantang. Maksudnya begini. Saya bergembira sekali diapresiasi demikian. Itu satu penghargaan yamg luar biasa untuk pengabdian saya sebagai pegawai negeri. Jadi andaikan saya diminta pensiun pun saya akan sangat senang untuk mengakhiri tugas saya.

Tadi Ibu mengatakan akan mengikuti kata bos, kalau misalnya nanti oke dan Ibu benar jadi wagub, apa sih visi pembangunan yang ingin Ibu wujudkan di Jakarta?

Sama dengan yang kemarin, enggak berubah. Ya Jakarta Baru, enggak ada addendum (penambahan). Saya akan tetap saja mengikuti itu. Perencananya kan sudah ada. Hebatnya Ahok, dia punya cara-cara baru untuk mencapai visi itu. Ya kita tinggal ikut saja.

Soal birokrasi, Pak Ahok kan sempat membuat gebrakan, soal birokrasi di kir. Kira-kira pembersihan birokrasi itu nanti akan jadi fokus utama tidak?

Itu kan kemarin masih pertama kali ya, sekarang kan sudah lebih paham. Kalau saya belum lihat detail ya, saya kan masih di deputi tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Jadi saya akan konsentrasi di tugas saya.

Berangkat dari Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, untuk MRT bagaimana, sekarang kan masih Utara-Selatan ya?

Sekarang kita lagi mempersiapkan Timur-Barat juga, sekarang sudah masuk tahap FS, Feasibility Study
Akankah MRT Timur-Barat Akan bisa digolkan, misalnya nanti dalam sisa pemerintahan Ahok jika Ibu jadi wakilnya?

Akan (bisa). Tapi maksud saya, itu bukan sesuatu yang karena saya terus jadi gol. Enggak, itu memang sudah ada perencananya, tinggal kita bagaimana menggiring supaya dia bisa sesuai dengan rencana yang sudah digariskan Pak Jokowi dan Fauzi Bowo dulu. Jadi ini program yang berlanjut, bukan karena seseorang terus jadi gol.

Tapi kan sebelumnya juga sudah ada pemimpin juga, tapi kenapa selama ini agak sulit, terus mulai Pak Jokowi baru bisa berjalan, sebenarnya apa permasalahannya?

Kalau yang MRT atau yang lain, saya melihat memang usahanya pas waktu ujungnya itu pas masa pemerintahan Pak Jokowi. Kalau yang Pak Jokowi memang pendekatannya itu luar biasa. Itu waktu waduk Pluit dan Tanah Abang, rencana-rencana itu sudah ada, tapi pelaksanaannya yang agak sulit dan Pak Jokowi dan Ahok bisa melaluinya secara luar biasa.

Kalau program MRT, bagaimana Ibu memandangnya?

Itu memang (dulu enggak bisa) karena kita harus selesaikan dengan pemerintah pusat, dengan negara donor terus soal perencanaannya juga.

MRT dari Timur-Barat itu bagaimana nanti, Bu?
Itu nantinya juga akan pinjaman, jadi kita juga mengatur kemampuan meminjam. Enggak mungkin semuanya sekaligus juga. Kita harus punya strategi dong, misalnya mampu bayarnya sekian. Kecuali mungkin dalam masa yang akan datang, Pak Wagub sudah bilang ingin bangun Light Rail Transit kan.

Itu pengganti monorel ya nanti?

Bukan penggantilah. Sepadanlah ya. Tapi ini nanti bisa menghubungkan tempat-tempat dengan lebih luwes. Akan ada rute baru lagi. Nanti tanya 
sama Pak Ahok.

Barat-timur itu dari Balaraja sampai Cikarang ya, tahun berapa itu nanti bisa groundbreaking?

Tahapannya mungkin baru mulai 2018 kayaknya.

Berarti pada masa pemerintahan baru nanti? Bagaimana nanti pemerintah yang baru tetap menjalankan itu?

Kalau soal perencanaan itu sih tetap dilaksanakan. Kan kita punya rencana pembangunan jangka panjang sepanjang 20 tahun. Rencana Tata Ruang Wilayah DKI itu waktunya 20 tahun. Itu sudah memuat MRT Timur-Barat, Utara-Selatan, dan penghubungnya dengan LRT.
Terus ada pengembangan busway dengan 15 koridor dan juga feeder-feeder ke kota satelit dan giant sea wall juga ada di situ. Jadi walaupun pemerintahan berganti, dia akan tetap berlanjut.

Pak Ahok kan ada waktu sisa waktu 3 tahun, apa yang bisa dilakukan dalam sisa waktu tersebut untuk merealisasikan rencana jangka panjang itu?

Paling enggak MRT kan sudah hampir selesai semasa pemerintahan Pak Ahok. Itu baru Utara-Selatan yang sampai bundaran HI ya. Kalau yang sampai Kampung Bandan mungkin baru dimulai 2018. Terus yang Timur-Barat juga nanti mungkin sudah ada detail engineeringnya (Detail Engineering Design-DED, red), jadi pemerintahan berikutnya sudah bisa groundbreaking.

Apakah tidak bisa didorong agar paling tidak sebelum berakhir masa pemerintahan Ahok di 2017 sudah bisa groundbreaking?

Kayaknya belum. Belum selesai perencanannya.

Kalau untuk banjir, bagaimana program konkret yang akan dilakukan?

Sekarang Pak Ahok upayakan supaya kawasan utara itu. Kan prinsipnya Jakarta itu dari selatan kena upstream (hulu-red). Sungai-sungainya kalau tidak di-maintain dengan baik, jadi ngegrojok airnya. Kita akan koordinasi dengan hulu kita untuk bikin waduk-waduk. Jadi airnya itu disesuaikan dengan kemampuan Jakarta. Jakarta sendiri berbenah, sungainya digedein. Terus kalau ada tanah di Selatan yang bisa dikosongin dan dibangun untuk parkir air, itu juga akan kita bangun
Itu nanti yang minta kerjasama dengan kepala daerah di sekitar kita seperti di Depok. Kalau kita sendiri juga berupaya, di Dinas PU kan banyak tuh pembebasan tanah di selatan seperti di Bintaro misalnya beberapa hektar. Itu maksudnya untuk bikin tampungan air.

Kemudian di tengah ke utara kan sudah mulai landai, jadi di situ sistemnya pompa sama waduk. Sekarang pengembang di Jakarta Utara diminta sama Pak Ahok untuk membuat pompa dan waduk di Jakarta Utara. Harapannya paling tidak dalam 10 tahun ke depan, Jakarta Utara sudah bisa terselesaikan.

Karena ada nanti ada penurunan tanah dan kenaikan air laut akibat global warming, kita juga akan meninggikan tanggul yang ada di pantai. Sekarang kan 2,5 meter, kita nanti akan tinggikan jadi 3,9 meter.

Termasuk soal sodetan Ciliwung?

Itu kalau kita lihat Banjir Kanal Timur, kalau musim kayak sekarang kan enggak ada airnya. Harusnya sudah disodet dari Ciliwung, airnya terlalu besar.

Bisa digolkan?

Bisa, tapi itu kan proyeknya pemerintah pusat. Sekarang juga lagi diproses sodetannya.
Kalau yang Kali Pesanggarahan, sempat ada penolakan dari pemerintah di sana?

Itu syaratnya dikeruk dulu. Kalau itu sudah dikeruk kan kapasitas daya tampungnya lebih gede. Jadi enggak ada alasan bagi Pesanggrahan untuk menolak kan. Tapi itu pemerintah pusat (koordinasinya), karena urusannya pemerintah pusat.

Bagaimana dengan keberatan Gubernur Banten?

Iya, keberatan karena kemarin saja sudah banjir di Banten, makanya minta pemerintah pusat ngeruk dulu. Tapi itu pasti bisa dilakukan. Nggak akan jadi hambatan. Karena saya pikir itu juga menguntungkan buat mereka, menjaga debit air.

No comments:

Post a Comment