Monday, October 24, 2016

Puan: Saat Masuk Kantor Resepsionisnya Senyum, Itu Juga Revolusi Mental

Menteri Koodinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bicara soal implementasi revolusi mental setelah dua tahun Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kallamemerintah. 

Puan menjelaskan, revolusi mental awalnya didengungkan Presiden pertama RI, Soekarno.
Soekarno saat itu ingin revolusi mental sebagai gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia sehingga menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat bak elang rajawali, dan berjiwa api yang menyala-nyala.
Semangat itu, kata dia, kembali dikobarkan pemerintahan Jokowi, lewat gerakan nasional revolusi mental.
"Revolusi mental itu adalah gerakan antara pemerintah dan masyarakat. Karenanya diperlukan partisipasi untuk seluruh masyarakat untuk bisa melakukan integritas, etos kerja, dan yang paling penting adalah dilakukan bergotong royong," ujar Puan dalam press briefing "Dua Tahun Jokowi-JK" di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/10/2016).
Puan kemudian mencontohkan implementasi revolusi mental di sejumlah kementerian yang berada di bawah Kemenko PMK. 
Kementerian Agama, indikatornya adalah peningkatan kualitas pelayanan haji. Di Kementerian Sosial, yakni dengan memberikan bantuan kepada masyarakat baik secara tunai maupun non-tunai.
Selanjutnya, di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terlihat dari hasil pendidikan yang dicapai para murid.
"Siswanya itu kemudian lulus semua dengan baik, karena nyontek atau enggak nyontek, itu adalah salah satu dari integritas yang dilakukan setiap sekolah," kata dia.
Begitu juga di Kementerian Desa. Puan mengatakan, gerakan nasional revolusi mental, diartikan dalam upaya pemerintah membuat embung dan sanitasi yang baik.
Selain itu, pembuatan sistem pengairan yang bersih dan baik.
Sementara di Menko PMK, lanjut Puan, gerakan revolusi mental tercermin dalam setiap kegiatan harian.
Misalnya, menyelesaikan tugas dengan waktu maksimal 12 jam. Selain itu, kondisi kantor yang bersih.
"Kalau bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian bisa datang ke kantor ke Kemenko PMK, bisa lihat alhamdulillah kantor Kemenko PMK saat ini bersih, tanamannya tertata dengan baik dan hijau," kata Puan.
"Ini bukan saya sampaikan karena subyektifitas saya, tapi memang banyak tamu yang datang ke kantor Kemenko PMK menyatakan bahwa kantor Kemenko PMK itu pelayanannya seperti bank swasta katanya. Bahkan baunya harum, toiletnya bersih," tambah politisi PDI-P tersebut.
Menurut Puan, revolusi mental tidak bisa diartikan pada suatu hal yang besar saja, tetapi termasuk juga hal-hal lain karena bermula dari hal kecil, seperti soal kebersihan dan kesopanan.
"Saat masuk, resepsionisnya senyum, harus menyampaikan salam selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan kemudian bisa mengantar ke mana yang diperlukan, itu juga salah satu gerakan nasional revolusi mental," kata dia.
Puan meminta sara dari berbagai pihak agar revolusi mental ini terus menjadi gerakan perubahan.
Menurut dia, gerakan revolusi mental tidak cukup jika hanya dilakukan dalam kurun waktu singkat.
"Karena memang selama Republik ini masih ada, selama itu pun gerakan revolusi mental bisa terus dilakukan," ujarnya.

No comments:

Post a Comment