Wednesday, June 1, 2016

Djarot bantah PDIP galang koalisi gemuk untuk lawan Ahok

 Jelang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, gejolak partai-partai politik mulai terasa. Utak atik strategi mulai dilakukan demi melawan petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) yang menyatakan siap maju lewat jalur perseorangan. Salah satu opsinya adalah pembentukan koalisi gemuk.

Beberapa partai telah memberikan sinyal untuk bergabung. Sebut saja, PDIP, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, hingga Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai-partai tersebut mulai aktif berkomunikasi dan melakukan penjajakan koalisi.

Kepala Bidang Organisasi dan Pengkaderan DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat membantah bila pertemuan partainya dengan sejumlah partai untuk membentuk koalisi 'gemuk' demi melawan Ahok. Tapi, menurutnya, pertemuan itu lebih bertujuan untuk memperkuat peran partai.

"Bukan koalisi gemuk maksudnya. Kita ini para partai-partai politik itu mempunyai satu pandangan sama, yaitu bagaimana memperkuat peran partai. Bukan koalisi seperti itu. Tapi memperkuat peran partai. Sehingga PDIP membuka komunikasi dengan semua partai," kata Djarot di Balai kota, Jakarta, Rabu (1/6).

"Kita ingin memperkuat peran partai dalam rangka memasuki masa konsolidasi demokrasi. Sehingga demokrasi kita betul-betul sehat," sambungnya.

Lebih lanjut, Djarot menuturkan meski PDIP adalah satu-satunya partai dengan suara terbanyak di DPRD DKI dan bisa mengusung calon sendiri, tak lantas membuat partai menutup diri dari koalisi. Dia menyebut partainya akan terus berkomunikasi dengan partai lain jelang Pilgub agar iklim demokrasi berjalan dengan baik.

"Sekarang partai mana yang bisa mengusung sendiri? Kan hanya PDIP 28 kursi. Tentunya meskipun kita 28 kursi kan tidak bisa menutup diri. Komunikasi harus tetap jalan dengan siapa pun juga dengan misi dan sasaran yang sama. Itu saja," imbuh Djarot.

No comments:

Post a Comment