Saturday, June 25, 2016

Pospera Bantah Lakukan Intimidasi ke Eks Teman Ahok

Setelah eks Teman Ahok, Richard Sukarno dkk mengungkap adanya manipulasi pengumpulan KTP, nama ormas Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) dituding ada di belakangnya. Teman Ahok menyebut ada ormas yang tunggangi pengakuan Richard.

Meski Teman Ahok tak pernah mengungkap ormas apa yang dimaksud, Pospera muncul setelah ada foto Richard menggunakan atribut ormas pendukung Jokowi itu. Ketua Dewan Pembina Pospera Adian Napitupulu membantah bahwa mereka melakukan intervensi atas pengakuan Richard Dkk.

"Bukan, hati mereka yang minta untuk ngomong. Hati mereka (Richard cs)," ujarnya saat menggelar konferensi pers di Bumi Pospera, Jl Basuki Rahmat No.2 Cipinang Muara, Jakarta Timur, Sabtu (25/6/2016).

Adian mengaku bahwa Richard memang pernah berbicara pada dirinya dan teman-teman Pospera mengenai manipulasi pengumpulan KTP dukungan untuk Gubernur DKI petahana Basuki T Purnama (Ahok). Pospera disebutnya hanya mendukung agar Richard mengungkap kebenaran.

"Kita suka bercerita di sini. Mereka bercerita (tentang manipulasi KTP). Kita katakan, menurut kamu benar nggak ? Ya kalau salah bilang salah. Bangun Indonesia harus dari kebenaran," ujar Adian.

Politisi PDIP ini menampik pihaknya yang membujuk Richard untuk membongkar keburukan yang ada di Teman Ahok. Apalagi melakukan politisasi terhadap apa yang dilakukan kelompok relawan tersebut setelah ada isu Richard berkicau karena terkait THR.

"Semua teman-teman Pospera mengobrol di sini ngopi-ngopi. Jangan kata politik, segala macam. Kita tidak cuma urus Ahok. Ahok urus Jakarta, Pospera urus Indonesia. Mana mungkin dapat THR, Pospera nggak ada yang dibayar. Keluar duit iya," tuturnya.

Metode pemberian uang atas pengumpulan KTP oleh Teman Ahok disebut Adian telah mencederai makna dari arti relawan. Meski Teman Ahok menyebut itu uang lelah, bagi Pospera itu merupakan bentuk pengupahan seorang pekerja.

"Ya upah itu uang lelah. Dalam prinsip pengupahan no work no pay. Pospera bukan hubungan kerja, adanya perjanjian kerja. Dan Pospera sikapnya sederhana, mau orang Pospera mau bukan orang Pospera, kalau dia memperjuangkan kita dukung. Kalau kemudian kita tidak kenal, pasti kita dukung," kata Adian.

"Kita tidak mau melihat latar belakang orang. Nggak mau, kita nggak mau kayak Ahok. Ada media yang galak sama dia terus diusir. Nggak boleh. Dia pejabat negara," sambungnya.

Soal ancaman terhadap relawan Teman Ahok, Adian juga membantahnya. Menurutnya jika memang ada dari Teman Ahok yang merasa diintimidasi, seharusnya dilaporkan kepada pihak berwajib.

"Kalau ada ancaman terhadap Teman Ahok laporkan ke polisi, bukan ke Media. Artinya tidak dengan mencari kebenaran tapi mencari pembenaran. Muka ngancem kita di mana? Orang yang suka ngancem nggak punya 40 ambulance. Kita ngurus rakyat," sebut Adian.

Pospera menurutnya selama ini bekerja untuk kegiatan sosial. Bahkan posko mereka digunakan untuk orang-orang yang membutuhkan. Sehingga tak mungkin melakukan tindakan yang bersifat tidak manusiawi.

"Ini tempat cucian mobil untuk tuna rungu, Teman Ahok urus nggak? Kita angkut orang sakit, jadi jangan merasa lebih baik. Zzaman saya muda, saya ngelawan negara. Mereka masih muda bela gubernur, harusnya mereka bela rakyat. Urus petani. Kalau bela gubernur dan tidak dibayar, masyarakat jadi bingung," beber mantan aktivis '98 itu.

Sebelumnya Pendiri Teman Ahok Singgih Widiastono mengungkap bahwa ada salah satu relawannya yang berencana ikut dengan Richard cs, akhirnya kabur dan kembali kepada mereka. Dari pengakuan, relawan tersebut diancam untuk berbicara menyerang Teman Ahok pada pernyataan pers di Cikini, Jakpus, Rabu (22/6).

"Baru saja, ditelepon salah seorang, rumahnya sudah ditunggui dan diancam. Kami sangat menyayangkan sekali sikap ormasi ini. Bahwa yang mengadakan acara itu bukan Teman Ahok, mereka relawan sakit hati," ujar Singgih, Rabu (22/6).

"Ada sebuah gerakan dari sebuah ormas untuk mengumpulkan orang yang tersingkir di Teman Ahok dan memfasilitasi mereka untuk membuat pertemuan pers. Mungkin mereka berhasil menemukan pihak yang berkepentingan yang mau memfasilitasi mereka dan mereka bersedia dipolitisasi," lanjut jubir Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas. 

No comments:

Post a Comment