Wednesday, September 24, 2014

Dari 5,2 Juta Pekerja di DKI Hanya 30% yang Sudah Daftar BPJS

//images.detik.com/content/2014/09/24/4/121408_sepatu.jpg
Jakarta -Banyak kawasan industri, aktivitas kerja di Indonesia berpusat di wilayah DKI Jakarta. Namun sayang, masih banyak tenaga kerja di Jakarta yang belum menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kanwil BPJS Ketenagakerjaan DKI Jakarta Hardi Yuliwan di acara Dialog Jaminan Sosial, Social Security Journalist Club "Pelayanan Terpadu Satu Pintu" di Kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (24/9/2014)

Tercatat, dari total pekerja di DKI Jakarta yang mencapai 5,2 juta orang, hanya 30% atau 1,6 juta pekerja yang sudah terdaftar di BPJS ketenagakerjaan.

"Di DKI jumlah pekerja yang telah menjadi peserta 3,6 juta orang. Hampir 1,6 juta orang yang belum jadi peserta. Itu di wilayah DKI. Padahal di DKI ini termasuk sentralisasi. Masih sangat banyak yang belum ikut," kata Hardi.

Ia menambahkan, masih banyak para pekerja yang belum tertarik untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Padahal, jika tak menjadi peserta BPJS bisa diberikan sanksi.

"Sudah 37 tahun faktanya dari Jamsostek sampai ke BPJS Ketenagakerjaan, faktanya masih ada yang belum ikut," katanya.

Dikatakan Hardi, ada beberapa alasan mengapa masih banyak pekerja yang belum menjadi peserta BPJS. Faktor penghasilan dan pendidikan rendah dari para pekerja pun menjadi salah satu alasan BPJS tak menarik bagi mereka.

"Ada yang menganggap asuransi haram, mendahului tuhan, ada yang anggap masalah nasib rezeki itu tuhan yang menentukan. Ini kadang budaya yang menyesatkan. Lalu sosialisasi kurang. Ini kita sadari. Tapi mereka juga belum banyak paham," katanya.

No comments:

Post a Comment