Tuesday, September 30, 2014

Kalimalang Jadi Hitam, Warga Pun Lapor ke Ahok

Kompas.com/Robertus BelarminusAliran air di Kalimalang mendadak berubah warna keruh menghitam diduga tercemar. Selasa (30/9/2014).


JAKARTA, KOMPAS.com - Warga sekitar Kalimalang merasa geram dengan pencemaran yang terjadi di Kalimalang. Seorang warga pun berinisiatif untuk melapor ke Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melalui pesan singkat (SMS). 

Pelapor dugaan pencemaran kali yang menyuplai pasokan air bagi kebutuhan PAM warga DKI itu yakni Lukman Abidin, warga RT 02 RW 10, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur. 

"Saya sudah lapor Pak Wagub, intinya kurang lebih Kalimalang jangan didiamkan saja. Jangan tutup mata aparat. Dicari, dikejar, siapa pelakunya," kata Lukman, saat ditemui di pos RW 10, Selasa (30/9/2014). 

Lukman mengatakan, kejadian ini sangat merugikan orang banyak. Air dari Waduk Jatiluhur itu, merupakan konsumsi orang banyak dari pengelolaan air PAM. 

"Ini harus ditindak lanjuti, karena kejadian seperti ini sudah kesekian kalinya, dan ini tidak terhitung lagi," ujar pria yang juga Tokoh Masyarakat Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur itu. 

Karena aliran sungai itu melalui wilayah Bekasi, Lukman berharap ada kerja sama antara Pemprov DKI dan Pemkot Bekasi. Dengan demikian, pengawasan dapat dilakukan agar tidak ada pihak yang sengaja melakukan pencemaran di Kalimalang. 

Dia menduga, kejadian semacam ini karena pelaku melihat lemahnya pengawasan. "Harus kerja sama, dan usut dicari dikejar siapa yang buang ini," ujar dia,

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian warga di sekitar bantaran Kalimalang merasa khawatir dengan dugaan pencemaran air kali tersebut yang mengotori air sejak Selasa (30/9/2014) pagi. Warga khawatir, air yang kotor itu akan mengganggu suplai air kepada para pengguna PAM. 

"Kami khawatir bisa ganggu PAM, seumur hidup tinggal di sini, saya baru lihat yang item kayak gini. Biasanya sekotor-kotornya enggak gini," kata Wiwi (37), warga yang tinggal sejak lahir di RT 04 RW 11, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Selasa siang.[Baca: Air Kalimalang Mendadak Berubah Hitam]

Wiwi khawatir, pencemaran ini bisa membuat air PAM yang disuplai dari Kalimalang, bisa berbau dan keruh. Ia berharap pemerintah cepat merespons kejadian ini. 

"Kalau dibiarkan bakalan mengganggu lingkungan, pencemarannya bisa tambah meluas," ujar Wiwi. [Baca: Air di Kalimalang Jadi Hitam, Warga Memancing Ikan "Mabuk"]

Senada dengan Wiwi, Tuti Mustika (40) warga RT 04 RW 11 yang berbatasan dengan Kalimalang juga khawatir pencemaran ini akan mengganggu kesehatan pengguna air PAM. Meski tak menggunakan PAM, Tuti mengatakan, banyak keluarganya yang bergantung pada PAM. 

"Saya khawatir buat kesehatan keluarga, karena keluarga saya itu pakai PAM semua," ujar Tuti. "Kita mikir sebagai manusia awam, kalau udang dan ikan saja mabok, bagi para pengguna PAM ngeri juga ya," ujar Tuti. 

Lukman Abidin, warga RT 02 RW 10 Cipinang Melayu mengatakan kejadian ini mesti segera ditangani pemerintah DKI dan Bekasi. Sebab, kata dia, kasus semacam ini sering terjadi. 

"Saya selaku warga Kalimalang yang lahir di sini, sangat protes keras atas pencemaran Kalimalang untuk pembuangan limbah. Karena air Kalimalang itu kan buat konsumsi publik, PAM, masjid, gereja dan lain-lain. Bahkan rumah tangga juga pakai ini," ujar pria yang juga tokoh masyarakat Cipinang Melayu itu.

JAKARTA, KOMPAS.com — Air di Kalimalang mendadak berubah warna menjadi keruh dan menghitam, Selasa (30/9/2014). Warga yang bermukim di sekitar Kalimalang pun langsung menyerbu ke pinggiran kali untuk mencari ikan. 

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa pagi, di sepanjang Kalimalang dari arah Cipinang Melayu sampai dengan Duren Sawit, puluhan orang mulai berkumpul di sejumlah titik. Mereka turun dengan peralatan pancing, seperti jaring serokan, keranjang, dan lainnya. 

Warga mencari ikan dan udang yang "mabuk" akibat dugaan pencemaran yang terjadi di kali tersebut. Benar saja, sebagian yang datang tanpa peralatan dengan mudah menangkap udang-udang dan ikan kecil yang "sempoyongan" di tepian Kalimalang. 

Warga menampung ikan dan udang dengan peralatan seperti botol minuman besar, wadah seperti ember, sampai dengan plastik. 

"Ini udang gampang-gampang ditangkep kalau udah gini. Ikannya belum dapat saya," kata Didin (21), warga Duren Sawit, Jakarta Timur, kepada Kompas.com, Selasa siang. 

Didin mengatakan, ikan seperti gabus, sapu-sapu, dan ikan sepat mudah muncul dengan kejadian ini. Ia mengaku akan menggoreng tangkapannya untuk santapan makan. 

Kejadian seperti ini, menurut warga setempat, sudah pernah terjadi beberapa kali. "Ini kalau kayak gini di Kalimalang, mitosnya kalau udah muncul udang, bakalan ada bandengnya," seloroh warga lain, Saifudin. 

Sebelumnya, berubah warnanya kali yang menyuplai air ke Perusahaan Air Minum (PAM) untuk masyarakat Kota Jakarta dan sekitarnya itu mengejutkan masyarakat sekitar. Warga menduga telah terjadi pencemaran limbah di kali tersebut.

JAKARTA, KOMPAS.com — Air di Kalimalang mendadak berubah warna dari kecoklatan menjadi hitam, Selasa (30/9/2014). Kejadian ini dilaporkan terjadi sekitar pukul 08.30. 

Berubah warnanya kali yang menyuplai air ke Perusahaan Air Minum (PAM) untuk masyarakat Kota Jakarta dan sekitarnya itu mengejutkan masyarakat sekitar. Warga menduga telah terjadi pencemaran limbah di kali tersebut.

"Ini mulai satu jam lalu. Awalnya kecoklatan, akhirnya campurgitu jadi hitam. Kan biasanya bening-bening aja," kata Maleo (60), warga RT 12 RW 07, Cipinang Makassar, Jakarta Timur, kepadaKompas.com, Selasa pagi. 

Maleo menduga, perubahan warna air di Kalimalang terjadi akibat limbah perusahaan. Di sekitar kali atau sungai yang berasal dari Waduk Jatiluhur ini pada beberapa titik berdiri perusahaan-perusahaan berbagai produk. "Ada perusahaan obat nyamuk, sampo, macam-macam," ujar Maleo. 

Dari warnanya, belum terlihat bahwa aliran air Kalimalang tersebut dicemari minyak. Yang tercium khas ialah bau lumpur di sekitar kali. Sampai saat ini, penyebab perubahan warna air kali itu belum diketahui.

No comments:

Post a Comment