Saturday, September 27, 2014

Pak Ahok, Tarif Parkir Meter untuk Mobil Kemahalan

Jakarta - Pemprov DKI Jakarta telah memberlakukan parkir meter di sepanjang Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Dua hari kebijakan ini diterapkan, pengendara mobil mulai banyak yang mengeluhkan mahalnya tarif parkir. 

Sabtu (27/9/2014), sekitar pukul 13.10 WIB, Toni memarkirkan mobil sedannya di depan toko buah di sisi Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Tak ingin kena derek, ia akhirnya berjalan untuk mendaftarkan mobilnya di mesin parkir meter. 

Berdiri di depan mesin parkir meter, ia kebingungan bagaimana caranya menggunakan sistem tarif meter itu. Salah satu juru parkir pun datang menghampiri untuk membantu.

Namun, parkir meter tak semudah yang dipikir Toni. Masalah pertama, Toni tidak punya uang koin untuk membayar. Untungnya, ia terbantu dengan recehan yang sudah dipersiapkan juru parkir. 

Setelah memasukkan jenis kendaraan dan nomor polisi kendaraannya, di layar mesin nampak nominal yang harus dibayar Toni yakni Rp 5.000 untuk setiap jamnya. Nominal ini tentu lebih kecil dari biaya parkir biasa di Jalan Sabang yang hanya sekitar Rp 4.000.

"Waduh, mahal sekali, Pak Ahok. Di mal saja cuma Rp 4.000," celetuk rekan Toni.

‎Ini adalah kali pertama Toni mencoba parkir meter. Siang ini, ia hendak membeli kue di seberang jalan. Menurutnya parkir meter itu bagus, namun ia hanya mengeluhkan pembayaran yang harus menggunakan koin

"Kenapa harus pakai koin? Kenapa nggak pakai kartu bayar elektrik saja? Lebih gampang kita," ujar Toni saat berbincang detikcom.

Hal yang sama juga dikeluhkan Umar, warga Jalan Senopati yang hendak bertemu kawannya di salah satu restoran di Jalan Sabang. Sambil berseloroh tentang birokrasi, ia juga mengeluhkan penggunaan koin untuk mesin parkir itu.

"Kenapa harus pakai koin? Masih lebih gampang yang dulu tinggal bayar ke juru parkir. Ini pasti banyak dipotong alasannya nih makanya Pak Ahok buat mesin parkir ini," ujar Umar sambil menukar koin di salah satu juru parkir.

Sejak diterapkan pada Jumat kemarin, Jalan Sabang menjadi percontohan parkir berbayar di Jakarta. Sekitar 11 mesin parkir ditempatkan di beberapa titik sepanjang jalan. 12 juru parkir juga diperbantukan untuk menjelaskan pada warga yang belum mengerti mengoperasionalkan mesin tersebut.

Ingat! Tak Ada Asuransi dalam Karcis Parkir Meter Jalan Sabang


Jakarta - Sejatinya sistem parkir meter diterapkan agar kawasan Sabang, Jakarta Pusat, tidak macet dan bersih dari parkir liar. Parkir meter yang diberlakukan 24 jam ini juga tidak memberikan perlindungan asuransi bagi motor maupun mobil. 

"Ini tidak ada asuransinya. Kalau dulu Anda parkir di Sabang apa ada asuransinya? Tidak ada juga kan?" kata salah satu teknisi PT Mata Biru, Doni Andre, saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (26/9/2014). 

Sambil mengambil koin dari mesin-mesin parkir meter, Doni menjelaskan tujuan awal parkir meter diterapkan di sepanjang Jalan Sabang untuk menertibkan parkir dan melancarkan arus lalu lintas di jalan yang kerap macet itu karena banyaknya tempat makan dan kafe. Tarif parkirnya pun berlaku 24 jam. Tak ada batas maksimal parkir, seperti layaknya di perkantoran atau mal-mal di Jakarta.

"Parkirnya berlaku 24 jam. Jadi Anda harus terus memperbarui karcis tiket supaya tidak kena derek petugas. Ini juga supaya masyarakat sadar tidak parkir terlalu lama. Kalau mau parkir lama, masuk ke gedung parkir. Di sini juga jadi tidak macet," ungkap Doni.

Menurut dia, keputusan untuk memberlakukan tarif 24 jam sudah melalui diskusi dan kajian mendalam. Dalam diskusi antara UPT Parkir, Dinas Perhubungan DKI dan PT Mata Biru sebagai rekanan proyek ini, turut dihadirkan beberapa perwakilan tenant (toko) yang ada di Jalan Sabang. Kebanyakan mengeluhkan banyaknya mobil yang parkir selama berjam-jam, namun bukan tamu dari toko itu.

"Jadi intinya kita hanya bertujuan untuk menertibkan parkir di Jalan Sabang," ujarnya.

Pihak PT Mata Biru juga saat ini masih menzonasi agar parkir motor dan mobil tidak tumpang tindih. Setidaknya, ada 5 zona yang ditempatkan di ujung Jalan Sabang yang berbatasan dengan persimpangan Jalan Kebon Sirih dan KH Wahid Hasyim dan di titik tengah untuk parkir motor.

Masa sosialisasi mesin ini dilakukan selama 3 bulan ke depan. Juru parkir dilatih untuk membantu pengendara yang belum paham penggunaan parkir motor itu. Jika berjalan efektif, sistem yang sama akan diberlakukan di beberapa kawasan di Jakarta.

No comments:

Post a Comment