Wednesday, September 24, 2014

Shimizu Dilanda Konflik Internal, Proyek MRT Terancam Makin Molor

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu perusahaan pemenang tender proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) Jakarta, Shimizu Corporation, belum dapat melanjutkan pengerjaan proyek. Perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi tersebut sedang dilanda konflik internal, yakni di antara kalangan pemegang saham. 

Konflik terjadi antara petinggi Shimizu dengan pihak PT Dextam Contractors selaku salah satu mitra lokal Shimizu di Indonesia. Kuasa hukum Shimizu dari LSM (Lubis, Santosa & Maramis) Law Firm menuturkan, Dextam berupaya menyingkirkan Shimizu dari proyek MRT. 

"Ada upaya (Dextam) untuk menghalangi proyek MRT tapi kami tidak tahu alasannya," tutur salah satu kuasa hukum, Todung Mulya Lubis, kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (24/9/2014). 

Todung menambahkan bahwa Dextam telah mengajukan gugatan perdata yang ditujukan kepada Shimizu. Salah satu gugatan tersebut yakni mengenai pembayaran komisi antara kerjasama Dextam dengan Shimizu yang bermasalah. 

Ada tiga tuntutan yang diajukan Dextam ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kendati demikian, hanya satu gugatan yang diproses oleh majelis hakim. Dua gugatan lainnya ditolak dengan alasan tidak didukung dengan bukti-bukti yang kuat. 

Gugatan yang ditolak telah disepakati akan diselesaikan dalam forum arbitrase karena merupakan hubungan kontraktual antara Shimizu dengan Dextam. Adapun untuk gugatan ketiga, Dextam menduga Shimizu tidak berpedoman pada ketentuan hukum di Indonesia dengan melakukan pelanggaran dalam mendirikan joint venture. Proyek MRT yang dikerjakan Shimizu juga dipermasalahkan oleh Dextam. 

Menanggapi hal tersebut, Shimizu pun menggugat ke Dextam dengan perkara perdata yang menuntut pertanggungjawaban Direksi dan Dewan Komisaris Dextam. Shimizu menganggap tindakan yang dilakukan Dextam terhadap mereka tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku sehingga menyebabkan kerugian materiil dan imateriil. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakini bahwa proyek MRT dapat menjadi transportasi andalan Ibu Kota selain kereta rel listrik (KRL). Basuki menganggap tulang punggung utama transportasi terutama di Jakarta adalah transportasi berbasis rel seperti KRL, termasuk MRT.

No comments:

Post a Comment