Tuesday, September 30, 2014

Trofi dan Keranda Jadi Tanda "Bapak Anti-Demokrasi" untuk SBY

Kompas.com/Adysta PravitarestuTrofi dan keranda jadi simbol penghargaan

JAKARTA, KOMPAS.com — Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (Bara JP) melakukan aksi damai di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (30/9/2014).

Mereka memberi "penghargaan" kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas keberhasilannya meloloskan Undang-Undang Pilkada yang berimplikasi pada pemilihan kepala daerah oleh DPRD. 

Trofi berukuran sekitar satu meter dan lebar 25 cm itu berbahan kardus yang dilapisi kertas emas. Trofi berlogo angka 1 itu pada sisi bawahnya tertulis, "Bapak Anti-Demokrasi Award" dan Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP). 

Ada pula spanduk, "SBY best actor" yang berdampingan dengan Moammar Khadafy, Saddam Hussein, dan Adolf Hitler. 

Saat Ketua DPP Bara JP Bidang Aksi, Syafti Hidayat, berorasi, sebuah keranda berukuran 1 meter berwarna putih bertuliskan, "Demokrasi Korban Pembunuhan SBY...?" dibawa secara bolak-balik di depan massa. 

Secara simbolik, dua orang anggota Bara JP berperan sebagai pemberi penghargaan, dan anggota lain, yang memakai topeng SBY, selaku penerima penghargaan. Aksi berlangsung singkat dengan menyerahkan trofi emas tersebut kepada "SBY". 

Seusai menerima trofi, pendemo yang bertopeng SBY memberikan kata sambutan. "Saya 'Susilo Bambang Yudhoyono' sudah 10 tahun menjadi Presiden RI. Saya merasa bangga sudah dapat mematikan demokrasi di Indonesia," kata pendemo bertopeng wajah SBY, yang diperagakan Sarminus Shanky dalam sambutannya. 

Menurut dia, seluruh rakyat Indonesia mendukung pilkada tidak langsung melalui DPRD, baik itu dalam tingkat bupati, wali kota, maupun gubernur. "Saya selaku 'kepala negara' mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang sudah memberikan penghargaan kepada saya sebagai 'Bapak Anti-Demokrasi Indonesia'," kata dia. 

Syafti Hidayat mengatakan bahwa tujuan penghargaan dalam bentuk ini adalah sebagai karya besar karena sudah mengkhianati rakyat. Ia menilai, selama 10 tahun menjadi presiden, SBY merampok kedaulatan rakyat dengan pemilihan langsung DPRD. 

"Kita apresiasi sikap SBY terhadap RUU Pilkada oleh DPRD dengan memberi gelar 'Bapak Anti-Demokrasi Indonesia'," ucap dia.

No comments:

Post a Comment