Tuesday, September 30, 2014

Cerita Bhatoegana Soal Lobi PDIP-PD di Paripurna UU Pilkada

Jakarta - Pimpinan fraksi PDIP, Hanura dan PKB gusar usai lobi antar pimpinan yang berlangsung sekitar 5 jam dalam rapat paripurna pengesahan UU Pilkada berakhir buntu. PDIP sudah menduga Demokrat akan walk out karena opsi ketiga ditolak dalam lobi.

‎Namun usaha PDIP tak berhenti sampai situ. Pimpinan fraksi koalisi Jokowi itu terus berupaya melobi Demokrat agar menggolkan Pilkada langsung, terserah dengan 10 syarat sekalipun yang penting hak rakyat tak dicabut.

Adalah Ketua Fraksi PDIP Puan Maharani‎ yang menjadi juru lobi PDIP, dibantu Pramono Anung. Sementara di antara politisi Demokrat yang dilobi adalah Sutan Bhatoegana.

"Mbak Puan datangi saya, Pak Sutan kenapa di rapat (lobi) keliatannya Demokat ingin keluar? Ah nggak, iya dia bilang. Tolonglah Pak Sutan ini untuk rakyat, iya Insya Allah," tutur Sutan Bhatoegana menceritakan dialog usai lobi pimpinan dengan Puan, kepada detikcom, Senin (29/9/2014).

Saat itu, Sutan langsung menghubungi ketua harian Syarief Hasan yang memang berada di sekitar ruang rapat paripurna. Komunikasi dengan Syarief menegaskan opsi ketiga harus tetap diperjuangkan, Pilkada langsung dengan 10 syarat perbaikan.

"PDIP sudah mau dukung Demokrat bukan dengan catatan, ini full dimasukkan 10 syarat ke dalam (UU), karena sebagian sudah masuk. Gini aja saya bilang, Mbak Puan kan komando, Mbak Puan ngomong sama Pak Syarief PDIP ikut opsi kita, ngomonglah," ungkapnya.

"Sudah Pak Sutan, Pak Syarief sudah oke. Tolong dijaga Pak Sutan. Insya Allah, saya tidak ada bargain apa-apa yang penting untuk rakyat," lanjut Sutan.

Namun meski Sutan tahu Ketua Harian Demokrat DPP PD sudah menjamin, tapi dia menyadari ketokan palu paripurna akan sangat ditentukan fraksi, bukan DPP. Saat itulah Sutan memastikan kepada ketua Fraksi Nurhayati Ali Assegaf soal komunikasi Syarief dengan Puan.

"Saya kasihkan Bu Nur tapi ogah-ogahan," kata Sutan.

Sutan mengatakan, tak hanya Puan yang melobi, tapi juga Pramono Anung yang turun menemui anggota fraksi saat lobi berakhir buntu dan rapat menjadi ricuh. "Mau kalian apa?" kata Pram kepada Sutan.

"Kita ingin dibuka opsi kita supaya masuk," jawab Sutan.

Pram setuju tapi dengan permintaan agar Demokratlah yang menawarkan kepada pimpinan rapat dibuatkan opsi tiga di paripurna. "Kurang elok kita yang usulkan," lanjut Pram seperti diceritakan Sutan.

‎Sutan tak sendiri, saat itu ada Agus Hermanto yang membantu mengawal agar opsi ketiga yang sudah didukung PDIP Cs agar bisa gol. Agus sebelumnya juga sudah berkomunikasi dengan Syarief soal opsi ketiga yang akan diambil.

Nah, saat rapat dimulai, Sutan kemudian pindah tempat duduk di belakang Benny K Harman yang menjadi juru bicara Fraksi Demokrat. Sementara Agus Hermanto duduk di belakang Nurhayati Ali Assegaf yang disampingnya ada ketua Fraksi Golkar Setya Novanto

Skenario saat itu sudah di-setting manis kata Sutan, Demokrat akan meminta lagi dibuka opsi tiga yang nanti akan didukung oleh PDIP, Hanura dan PKB. Dengan jumlah mayoritas ini, opsi ketiga bisa disepakati. Sehingga opsi paripurna hanya Pilkada langsung dengan 10 syarat atau Pilkada melalui DPRD.

"Saya bilang Ben (Benny K Harman -red), kita minta opsi tiga ada," ucap Sutan menepuk Benny Harman yang akan bicara di depannya. "Iya dia bilang," lanjutnya.

Paripurna pun dimulai setelah lobi buntu dan sempat ricuh. Akhirnya ‎desakan PDIP, Hanura dan PKB berhasil membuat Priyo pimpinan rapat mencabut opsi sebelumnya yang hanya dua: Pilkada langsung atau DPRD. Sampai di sini skenario masih berjalan baik.

"Perkiraan saya si Benny ngomong kami tetap bertahan dengan opsi ketiga sesuai instruksi‎. Tapi baru dibuka Benny bilang karena kami tidak mau ribut, kami sebagai penyeimbang... Saya kaget kok partai penyeimbang, kita kan partai pemerintah. Penyeimbang itu nanti setelah Jokowi dilantik," gusarnya.

"Setelah itu, dia bilang 'demi kepentingan rakyat, bla..bla.. Benny bilang kami netral. Oleh sebab itu, kalau netral masih duduk di dalam apa yang diperjuangkan. Kami walk out. Kaget saya," ucap Sutan.

"Saya kontak Pak Syarief, Pak Syarief kok WO? Hancur kita pak, habis kita dihujat. Pak Syarief bilang nggak ngerti. 'Tan kau naik ke lantai 9', saya ditarik ke lantai 9 (ruang fraksi PD)," tambahnya lagi.

Maka keluarlah seluruh anggota Demokrat usai statement dari Benny sebagai juru bicara fraksi, kecuali 6 orang yang bertahan dan mendukung opsi PDIP Cs. Maka sia-sia sudah lobi PDIP dan Demokrat. Dan karena kalah jumlah, DPR akhirnya mensahkan RUU Pilkada dengan opsi pemilihan melalui DPRD. Tok!

No comments:

Post a Comment