Sejumlah petinggi DPRD DKI pernah bertemu bos Agung Sedayu Group Sugiyanto Kusuma alias Aguan akhir 2015 lalu. Ditanya soal pertemuan tersebut, Wakil Ketua DPRD M Taufik tak menjawab detail.
"Tanya Pak Ketua itu (Ketua DPRD DKI)," kata Taufik yang mengenakan kemeja putih, di KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (18/4/2016).
Taufik mendatangi KPK untuk pemeriksaan lanjutan di kasus dugaan korupsi pembahasan Raperda reklamasi di DPRD DKI. Ia akan dimintai keterangan untuk tersangka M Sanusi (MSN), Ketua Komisi D DPRD DKI yang juga merupakan adiknya sendiri.
"Saksi untuk MSN," kata Kabag Pemberitaan dan Informasi KPK, saat dikonfirmasi, Senin (18/4).
Ketua Panitia Khusus Reklamasi DPRD DKI Selamat Nurdin menyebut sejumlah nama yang hadir dalam pertemuan di kediaman Aguan beberapa bulan lalu. Di antaranya Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi, Wakil Ketua DPRD DKI Mohammad Taufik dan Ketua Fraksi Hanura DPRD DKI Muhammad Sangaji.
Selamat menyatakan tak ada bahasan terkait reklamasi dalam pertemuan tersebut. Hanya obrolan ngalor ngidul dan jamuan minum teh biasa.
"Pertemuannya enggak terencana. Bahas ngalor ngidul, kita banyakan dengar saja. Berbagi pengalaman nostalgia. Cerita KMP-KIH dan suasananya cair, enggak ada bahas reklamasi," ujar Selamat saat berbincang dengan detikcom, Jumat (15/4) lalu.
"Enggak ada ngomong uang, enggak ada menemukan hal-hal yang aneh. Posisi kita diajak minum teh, enggak ada apa-apa," lanjutnya.
Aguan merupakan salah satu pihak yang telah dicegah KPK dalam penanganan kasus ini. Ia juga telah diminta keterangan oleh penyidik pada Rabu (13/4) lalu.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan 3 orang tersangka yakni M Sanusi selaku Ketua Komisi D DPRD DKI dan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land (PT APL) Ariesman Widjaja serta Trinanda Prihantoro selaku Personal Assistant di PT APL. Sebagai buntut kasus ini Menteri Kelautan dan Perikanan telah meminta proyek reklamasi di Teluk Jakarta dihentikan sementara.
No comments:
Post a Comment