Gubernur DKI Jakarta DKI JakartaBasuki Tjahaja Purnama berkeyakinan bahwa wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, tidak pernah menolak diberdayakannya petugas pemeliharaan prasarana dan sarana umum (PPSU) di tengah masyarakat.
Sebab, ia menyebut Djarot ikut menyetujui menjelang diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Gubernur mengenai pembentukan PPSU pada 2015.
Oleh karena itu, pada hari ini, Ahok (sapaan Basuki) akan menanyakan langsung mengenai pernyataan Djarot yang disebut-sebut dalam pemberitaan mengkritik penugasan PPSU di tengah masyarakat.
"Dulu muji-muji PPSU, top top top, bagus katanya (Djarot) bersih. Sekarang tiba-tiba beda. Makanya, saya mau tanya," kata Ahok di Balai Kota, Senin (18/4/2016).
Meski belum pernah bertemu lagi sejak sebelum Djarot melontarkan pernyataan itu sampai dengan pagi ini, Ahokmengaku tetap berkomunikasi dengan Djarot.
"Hubungan dengan Pak Djarot baik-baik aja. Aku WhatsApp-an semalam. Makanya, saya kira Pak Djarot tidak begitu maksudnya (seperti di berita)," ujar Ahok.
Saat berkunjung ke Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (15/4/2016), Djarot menyoroti tugas PPSU yang turun hingga ke permukiman warga.
Menurut Djarot, keberadaan para pasukan oranye itu bisa mematikan budaya kerja bakti yang ada di warga. (Baca: Djarot: Hati-hati, PPSU Bisa Matikan Gotong Royong)
Djarot menilai, keberadaan PPSU membuat warga semakin menjadi tergantung dan manja. Seharusnya, kata dia, PPSU hanya bersifat membantu warga.
"Nanti kalau lingkungannya enggak tertangani (PPSU), lapor. Kalau lapor, lurahnya yang kena, ya jangan dong. Kalau masalah lokal itu selesaikan sendiri kan bisa toh," kata Djarot.
Oleh karena itu, ia meminta tanggung jawab kebersihan lingkungan tidak diserahkan kepada PPSU, tetapi kepada warga.
Warga dinilainya dapat menggalakkan kembali kerja bakti yang rutin dilaksanakan setiap hari Minggu. "Jangan warganya cumanonton sambil ngerokok, ikut kerja," ujar dia.
No comments:
Post a Comment