Tuesday, May 5, 2015

Kronologi marahnya Jonan pada menteri Belanda

Kronologi marahnya Jonan pada menteri Belanda
Menhub Jonan dan Direktur Damen Shipyard Company Evert van den Broek. ©2015 Merdeka.com
Merdeka.com - Pekan lalu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan melakukan lawatan ke sejumlah negara di benua Eropa. Jonan memulai lawatannya menghadiri Asian House di London.
Di sana Menteri Jonan bertemu dengan perwakilan International Maritime Organization (IMO) terkait dengan pertemuan IMO tahun ini. Sebagai salah satu anggota IMO, Jonan merasa perlu menghadiri Asian House karena bicara soal perekonomian dan infrastruktur Indonesia.
Selepas dari London, Jonan bertolak ke Latvia menghadiri gelaran Asia and Europe Transport Ministers Meeting (ASEM TMM). Di pertemuan itu, Jonan memaparkan upaya Indonesia membenahi infrastruktur dan sektor transportasi. Termasuk upaya peningkatan keselamatan transportrasi udara. Jonan berharap, otoritas penerbangan Eropa mencabut larangan maskapai asal Indonesia terbang hingga benua biru.
Dari situ rombongan Jonan terbang ke Amsterdam, Belanda. Jonan dijadwalkan menghadiri Investor Forum 2015 di Den Haag dan mengunjungi sejumlah fasilitas transportasi seperti Port of Rotterdam. Dalam Investor Forum, Jonan diagendakan bertemu Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Belanda Melanie Schultz van Haagen. Namun semua agenda itu dibatalkan Jonan. Padahal, pertemuan ini sudah lama dirancang kedua belah pihak.
Keputusan Jonan itu bukan tanpa sebab. Eksekusi hukuman mati yang dilakukan Indonesia terhadap gembong narkoba jaringan internasional jadi akar persoalannya. Kepada merdeka.com, staff khusus Menteri Perhubungan Hadi Mustofa Djuraid menceritakan kekecewaan Menteri Jonan terhadap pemerintah Belanda hingga berujung batalnya pertemuan kedua belah pihak.
Dari penuturan Hadi, Jonan mendapat kabar tidak menyenangkan dari Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag, Belanda. Isinya, Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Belanda Melanie Schultz van Haagen membatalkan kehadiran di investor forum. Jonan menanyakan alasannya.
Ternyata itu dilakukan sebagai bentuk protes atas eksekusi mati terhadap gembong narkoba yang dilakukan pemerintah Indonesia. "Pak Jonan mendengar pembatalan pertemuan dari kedubes Belanda, saat itu Pak Jonan mengaku sangat kecewa," kata Hadi kepada merdeka.com diJakarta, Senin (4/5).
Jonan mengungkapkan kekecewaannya karena pihak Belanda mencampuradukan urusan bisnis dan ekonomi, dengan urusan politik dan hukum. Mendengar itu Jonan bereaksi. "Ya sudah kalau mereka tidak mau datang ya kita juga tidak mau datang," ujar Hadi menirukan perkataan Jonan saat itu.
Keputusan itu diambil setelah melakukan konsultasi dengan kedutaan besar di Belanda. Tak cuma menolak hadir di acara itu, Jonan yang sudah terlanjur menyimpan kekecewaan terhadap pemerintah Belanda, juga membatalkan kunjungan ke Rotterdam. "Memang tidak marah Pak Jonan, tapi sangat kecewa karena tindakan Belanda," kata Hadi.
Sampai saat ini belum ada permintaan maaf secara resmi dari pihak Belanda. Jonan pun tak mau ambil pusing. "Biar urusan Kemenlu saja."

No comments:

Post a Comment