Friday, May 1, 2015

Eksekusi Mary Jane Ditunda, Keluarganya Malah Kritik Pemerintah Filipina

Eksekusi Mary Jane Ditunda, Keluarganya Malah Kritik Pemerintah Filipina
Manila, - Keluarga terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Veloso, hari ini meninggalkan Indonesia dengan menyimpan kemarahan terhadap pemerintah mereka. Mereka mengkritik penanganan pemerintah Filipina atas kasus Mary Jane.

Ibu Mary Jane mencetuskan, Presiden Filipina Benigno Aquino tidak pantas dipuji atas keputusan pembatalan eksekusi mati putrinya di saat-saat terakhir pada Rabu, 29 April lalu. Namun pihak keluarga berharap Indonesia akan mencabut hukuman mati atau bahkan membebaskan Mary Jane setelah perekrutnya menyerahkan diri ke otoritas pekan ini.

Sebelumnya dilaporkan, Presiden Aquino telah meminta Presiden Joko Widodo untuk mengampuni Mary Jane agar dia bisa dijadikan saksi melawan sindikat perdagangan manusia, yang telah memperdaya Mary Jane untuk menyelundupkan narkoba.

"Kami kembali ke tanah air, ke Filipina untuk meminta ganti rugi... ini bukan soal uang. Pemerintah berutang pada kami karena mereka telah menipu kami," cetus ibu Mary Jane, Celia Veloso seperti dilansirt kantor berita AFP, Jumat (1/5/2015).

"Dia (Aquino) mengatakan pada seluruh dunia bahwa dia membantu menyelamatkan nyawa putri saya. Itu tidak benar. Bersiaplah, kami di sini untuk menuntut Anda. Kami akan melawan Anda," cetus wanita berumur 55 tahun itu.

Menurut saudara perempuan Mary Jane, Marites Veloso-Laurente, pemerintah Filipina tidak menyediakan penerjemah handal selama persidangan Mary Jane.

"Jika saja pemerintah tidak lalai, saudara perempuan saya tak akan mengalami masalah," cetusnya.

Mary Jane ditangkap di bandara Yogyakarta lima tahun lalu, setelah kedapatan membawa 2,6 kilogram heroin. Dia mengklaim narkoba tersebut dijahitkan di dalam kopernya tanpa sepengetahuan dirinya.

No comments:

Post a Comment