Tuesday, May 5, 2015

Jonan marah pada menteri Belanda, Indonesia tidak rugi

Jonan marah pada menteri Belanda, Indonesia tidak rugi
JK Jonan Puan temui keluarga AirAsia. ©2014 merdeka.com/darmadi sasongko

Merdeka.com - Keputusan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan membatalkan kehadiran di gelaran Investor Forum 2015 di Den Haag, Belanda, menunjukkan ketegasan sikap pemerintah Indonesia. Apalagi sikap itu diambil setelah Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Belanda Melanie Schultz van Haagen terlebih dulu membatalkan kehadirannya di forum itu sebagai bentuk protes pemerintah Belanda terhadap eksekusi mati yang dijalankan Indonesia terhadap gembong narkoba jaringan internasional.
Staff Khusus Menteri Perhubungan Hadi Mustofa Djuraid menjelaskan pemerintah Indonesia menyesalkan keputusan pemerintah Belanda membatalkan pertemuan dengan Indonesia. Padahal pertemuan ini sudah dirancang sejak lama untuk peningkatan sektor transportasi.
"Mereka yang mencampuradukan itu, kita sangat menyayangkan termasuk dubes di Belanda, menyesalkan juga kenapa seperti itu," ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (4/5).
Pembatalan pertemuan tersebut sama sekali tidak merugikan Indonesia. Sebab, bukan pemerintah Indonesia yang menolak rencana pertemuan tersebut melainkan sikap 'kekanak-kanakan' pemerintah Belanda.
"Kita tidak rugi, sebetulnya investasi Belanda lebih pada industrinya ke pengusaha-pengusahanya," jelas dia.
Hal sama diungkapkan pengamat penerbangan Dudi Sudibyo. Menurutnya, Indonesia tidak rugi dengan batalnya pertemuan tersebut.
"Indonesia tidak usah khawatir soal kerugian atau kerja sama dengan negara lain," singkatnya.
Buktinya, walaupun pertemuan dengan perwakilan pemerintah Belanda batal, pengusaha Belanda justru melobi Jonan untuk melakukan perundingan bisnis.
"Secara informal dengan kalangan usaha di Belanda, misal perusahaan pengerukan, kemudian ada perusahaan kapal menemui Pak Jonan di hotel, secara pemerintah mereka punya sikap seperti itu, dunia usaha tetap antusias, pengusaha Belanda yang menyesalkan mengambil sikap seperti itu, ini sikap yang sangat keliru, dari kalangan dunia usaha tidak ada masalah," lanjut Hadi
Dari penuturan Hadi, pengusaha Belanda mengaku tidak terpengaruh sikap pemerintah soal eksekusi hukuman mati. Mereka tetap menjajaki peluang bisnis di Indonesia.
Hadi mencotohkan, ada perusahaan pengerukan asal Belanda yang MoU dengan Pelindo. "Hubungan bisnis tidak khawatir, akan berlangsung bisnis to bisnis."
Dia tidak menampik, Indonesia ingin mencari celah keuntungan dari Belanda untuk membangun sektor kemaritiman. Sebab, Belanda memiliki teknologi yang mumpuni untuk pengembangan sektor kelautan.

No comments:

Post a Comment