Wednesday, September 24, 2014

Kata Ruhut, Anas Seharusnya Dihukum Mati

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menjalani persidangan dengan agenda tuntutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Jakarta, Kamis (11/9/2014). Anas diduga terkait korupsi dalam proyek Hambalang, yang juga melibatkan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.
JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul berharap agar mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, dijatuhi hukuman yang sepantasnya. Menurut Ruhut, tuntutan pencabutan hak politik dan penjara selama 15 tahun dari jaksa KPK, jauh lebih ringan dari yang diinginkannya, yakni hukuman mati.
"Banyak orang bilang Anas itu hak politiknya dicabut saja, sudah menyakitkan. Kalau aku sih nggak, dia sudah korupsi, harusnya dihukum mati. Jadi harusnya, Anas bersyukur hanya diancam pencabutan hak politiknya," kata Ruhut di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Hal itu disampaikan Ruhut ketika dimintai tanggapan agenda vonis terhadap Anas di Pengadilan Tipikor Jakarta pada siang ini. Anas disangka melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang terkait proyek Hambalang. (baca: Ini Dakwaan Anas yang Menurut KPK Bakal Terbukti)
Ruhut menilai, sejak 2002 hingga saat ini, tidak ada tersangka yang ditetapkan KPK mendapat bebas murni. Oleh karena itu, dia pun yakin sehebat apa pun pengacara yang dipilih terdakwa, pasti tak akan bisa luput dari jerat hukuman dari majelis hakim.
Ruhut lalu menyinggung pernyataan Anas yang mengaku tak bersalah dengan menyatakan siap digantung di Monas. Menurut dia, publik tidak perlu mendesak Anas untuk membuktikan janjinya itu jika nantinya dinyatakan bersalah oleh pengadilan. (baca: Anas: Satu Rupiah Saja, Gantung Saya di Monas)
"Itu kan hanya pernyataan saat kepepet aja. Janganlah kita menjatuhkan orang yang lagi jatuh," ujar anggota Komisi III DPR itu.
Terkait pengaruh vonis Anas terhadap elektabiitas Partai Demokrat, Ruhut justru merasa bangga. Dia berpendapat, partainya kini tengah melakukan "cuci gudang" para koruptor.
"Kami bukan takabur, tapi nanti 2019 Demokrat akan berjaya karena kami selesai melakukan cuci gudang. Sementara partai lain masih pada menutup-nutupi koruptornya," kata dia.

No comments:

Post a Comment