Wednesday, September 24, 2014

Jokowi Anggap Demo FPI Santun

KOMPAS.COM/Estu SuryowatiGubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahja Purnama pada silaturahim Idul Fitri 1434 H di Balaikota, Kamis (8/8/2013).

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menganggap unjuk rasa yang dilakukan oleh Front Pembela Islam di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada hari ini berjalan dengan santun. Dalam demonstrasi ini, FPI menentang Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama naik jabatan menjadi gubernur. 

"Saya kira demonya (FPI) juga demo yang santun," ujar Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi, di Balaikota, Jakarta, Rabu (24/9/2014). [Baca: Orator FPI: Heh, yang Duduk-duduk di Bawah Pohon, Enak Amat Lu!]

Saat orasi, seorang orator menyebut Ahok tidak layak memimpin Jakarta lantaran bukan beragama Islam. Sebab, mayoritas masyarakat Jakarta menganut agama Islam.

Mengenai orasi massa yang berbau SARA, Jokowi mengatakan sebaiknya kembali ke konstitusi bahwa kepala daerah tidak terpaku pada apa agama yang dianut. "Saya kira konstitusi kita tidak katakan itu. Siapa pun bisa jadi bupati, wali kota, gubernur, jadi presiden, apa pun bisa," ucap Jokowi.

Demonstran yang mengenakan pakaian putih-putih itu tampak membawa berbagai macam poster yang bertuliskan kecaman terhadap Ahok, salah satunya, "Hei Ahok, jaga bacot lu!".

Aksi ini juga menyebabkan arus lalu lintas kendaraan di Jalan Kebon Sirih tersendat. Bunyi klakson saling bersahutan dibunyikan oleh para pengendara yang kendaraannya terjebak kemacetan. (Imanuel Nicolas Manafe)

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memuji aksi unjuk rasa yang digelar Front Pembela Islam (FPI) di depan Kantor DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2014). 

"Ndak ada apa-apa kan? Demonya kan saya kira santun, ya ndakapa-apa dong," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta, Rabu siang. 

Kendati demikian, Jokowi mengkritik konteks unjuk rasa FPI tersebut. Tidak sepantasnya jika mereka menolak status Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama sebagai gubernur DKI Jakarta. Sebab, status itu merupakan amanah konstitusi. 

"Dalam konstitusi kita kan mengatakan bahwa wakil gubernur akan menjadi gubernur jika gubernurnya mundur. Kan begitu," ucap dia. 

Jokowi menyetujui jika tuntutan FPI itu hanya sebatas unjuk rasa dan tidak berujung konflik. Jokowi juga memastikan tak akan menggelar komunikasi dengan FPI soal tuntutannya itu. 

Untuk diketahui, massa yang tergabung dalam FPI melakukan unjuk rasa untuk menolak pelantikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubernur DKI Jakarta. Mereka berteriak menyerukan maklumat mereka. 

Beberapa perwakilan pun telah diterima oleh pimpinan DPRD. Kepolisian dan staf pengamanan dalam (pamdal) tampak bersiaga menjaga gerbang dan Gedung Balaikota.

No comments:

Post a Comment