Sunday, April 24, 2016

Di Belanda, Ada Ajang Jalan Santai untuk Kenang Pergerakan Pelajar Indonesia

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Leiden (PPI Leiden), perhimpunan pelajar tertua di dunia yang berdiri sejak tahun 1922 menyelenggarakan acara napak tilas.
Para peserta diajak berkeliling kota Leiden dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang berhubungan dengan perjuangan bangsa Indonesia.
Acara ini dihelat di kota Leiden, Belanda pada Sabtu (23/4/2016) waktu setempat. Sebanyak 170 peserta berpartisipasi, baik pelajar Indonesia dan mancanegara maupun masyarakat umum, peneliti, dan mereka yang menaruh ketertarikan pada Indonesia.
"Acara ini mengamalkan “Jas Merah”-nya Bung Karno, dengan harapan generasi muda sekarang dapat menghayati perjuangan para pendiri republik serta terpacu untuk berkarya sesuai masanya," kata Ketua PPI Leiden Ghamal Satya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (24/4/2016).
Dalam perkembangannya, imbuh Ghamal sejarah dan kontribusi nyata PPI Leiden yang otonom telah menginspirasi pendirian organisasi pelajar Indonesia di negara-negara lain, termasuk pendirian PPI Belanda.
Petualangan dimulai di Museum Volkenkunde, museum yang didirikan pada tahun 1837 dan memiliki ruangan khusus untuk memamerkan koleksi mengenai Indonesia. Peserta kemudian ditunjukkan rumah Ahmad Soebardjo, salah satu penggerak kemerdekaaan Indonesia.
Perjalanan diteruskan menuju pusat kota sembari melewati rumah Snouck Hurgronje, cendikiawan Belanda yang mahir dan terkenal kepakarannya akan bahasa Arab dan pengetahuan Islam. Ia Sosok kontroversial dalam sejarah Indonesia di mana dia telah ‘mengkhianati’ Aceh dengan menggadaikan pengetahuannya kepada pemerintah kolonial guna menaklukkan Aceh.
Rombongan berhenti sebentar di Academie Gebouw, bangunan tertua Universiteit Leiden. Nama-nama besar seperti Yap Thiam Hien, Anak Agung Gede Agung, dan Hoesein Djajadiningrat pernah merasakan sidang akademik di sini.
Sebelum acara ditutup, peserta juga diajak mengenang perjuangan anggota Perhimpunan Indonesia, Irawan Soejono, yang tewas ditembak pada masa pendudukan Nazi Jerman di Belanda. Pada saat itu, beberapa mahasiswa Indonesia pernah dijebloskan ke kamp penjara Nazi.

No comments:

Post a Comment