Friday, June 27, 2014

Masyarakat Tionghoa Minta Jokowi-JK Tuntaskan Kasus HAM dan Jaga Pluralisme

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) Budi Santoso meminta pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menuntaskan pengusutan kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), jika memenangi Pemilu Presiden 2014. Hal itu disampaikan Budi dalam silaturahim Jokowi-JK dengan INTI, di Ballroom Sun City, Jakarta Pusat, Kamis (26/6/2014) malam.

"Apabila Jokowi-Jusuf Kalla jadi presiden, kita minta pluralisme, kebhinekaan, pelanggaran HAM berat, bisa dituntaskan dengan baik. Sehingga bangsa kita melaju ke depan tanpa beban," ujar Budi. 

Budi mengatakan, Indonesia telah ditakdirkan menjadi bangsa yang pluralis. Ia menilai, Jokowi-JK mampu membawa Indonesia menjaga keutuhan bangsa di tengah keberagaman. Salah satunya dengan menyelesaikan kasus pelanggaran berat HAM.

Harapan senada juga diungkapkan salah satu pendiri INTI Benny Gatot Setiono. Menurut Benny, warga Tionghoa yang hidup di DKI Jakarta selalu sulit menjawab jika ditanya soal kasus 1998.  

"Ditanya kasus Mei, kasus penculikan, kami ini bingung jawabnya. Siapa yang akan tanggung jawab. Kami percaya kalau Bapak (Jokowi) menang, pasti mau menyelesaikan masalah ini," ujarnya.

Acara silaturahim itu dihadiri oleh sekitar dua ribu warga Tionghoa. Acara yang dijadwalkan pukul 20.00 WIB molor hingga pukul 21.10 WIB, karena menunggu kedatangan Jokowi. Ia datang seorang diri tanpa pasangannya, Jusuf Kalla. 

No comments:

Post a Comment