JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristyanto menyindir pernyataan calon presiden Prabowo Subianto dalam debat kandidat. Dia menilai seringnya Prabowo mengeluarkan kata "bocor" merupakan tanda bahwa Prabowo pesimistis dalam menghadapi segala persoalan bangsa.
"Kata kunci yang sering diucapkan Prabowo adalah "bocor", uang, dan kesejahteraan rakyat. Secara psikologis, penyebutan yang berulang atas bocornya kekayaan negara yang disebut dalam seluruh tema debat menunjukkan bahwa Prabowo hanya menyampaikan gagasan yang retorik, tetapi kurang memahami bagaimana implementasi kebijakan," ucap Hasto dalam siaran pers yang diterima, Senin (23/6/2014).
Juru Bicara Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla itu menuturkan, indoktrinasi kebocoran anggaran dan kekayaan negara juga mencerminkan sikap Prabowo yang pesimistis dan tidak mampu melihat akar persoalan bangsa Indonesia.
"Bagi Prabowo, terhadap seluruh persoalan bangsa, muaranya pada kebocoran," ungkap Hasto.
Hasto membandingkan Jokowi dan Prabowo. Dia melihat pemaparan Jokowi selain mendukung penuh kemerdekaan Palestina juga menggunakan kesempatan itu untuk menyampaikan gagasan nyata seperti pertahanan modern dengan drone (pesawat tanpa awak), pengembangan alutsista dengan kekuatan dalam negeri, doktrin Indonesia poros maritim dunia, dan pertahanan semesta.
Menurut Hasto, Jokowi pun memiliki agenda konkret bagaimana meningkatkan postur TNI yang tangguh dan profesional dengan kesejahteraan prajurit yang semakin meningkat.
"Alhasil, debat ketiga pun dimenangkan Jokowi," kata Hasto.
Sebelumnya, Prabowo berkali-kali menyinggung soal kekayaan nasional yang bocor dalam sesi debat ketiga pada Minggu (22/6/2014) malam. Sikap sama sudah dilakukan Prabowo dalam debat sebelumnya
JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden Prabowo Subianto tercatat mengucapkan kata "bocor" sebanyak 10 kali dalam acara debat capres putaran ketiga yang diadakan di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014) malam.
Kata "bocor" yang dimaksudkan Prabowo, misalnya mengenai sumber daya alam (SDA) Indonesia yang hasilnya sebagian besar mengalir ke luar negeri sehingga bangsa Indonesia hanya merasakan sedikit hasil kekayaan alam miliknya.
Mantan Danjen Kopassus itu mencontohkan kebocoran SDA dalam negeri, seperti bauksit yang diproduksi dalam negeri, lalu langsung diekspor ke luar negeri.
"Bauksit itu, bahan alumunium kita jual gelondongan, kemudian kita impor alumunium. Itu namanya kebocoran," kata Prabowo seperti dikutip Tribunnews.com.
Bukan hanya dalam debat kali ini saja Prabowo melontarkan soal kebocoran. Dalam debat sebelumnya, Prabowo menyebut adanya kebocoran di bidang ekonomi yang mencapai ribuan triliun rupiah.
Setelah menjadi perbincangan publik, kubu Prabowo mengakui adanya kesalahan dalam pernyataan. (baca: Timses Prabowo Akui Kesalahan tentang Kebocoran Rp 1.000 Triliun).
Acara debat capres malam ini mengangkat tema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional" yang dipandu oleh Guru Besar Fakultas Hukum Internasional Universitas Indnesia (UI) Hikmahanto Juwana. Masih ada dua kali debat kandidat sebelum pemungutan suara.
Bagus dan perlu di acungi jempol atas kesadaran untuk mengakui kesalahan. Sebuah pelajaran yang berharga buat Timses, disinilah Timses harus terdiri dari orang-orang yang cerdas, kritis, serta cermat apa yang terjadi didalam kubunya. Karena terlalu sering mengobok-obok kubu lawan akhirnya kubu sendiri terabaikan. Dan kesan yang paling menonjol Times Prabowo adalah lebih mengedepankan otot leher dibanding otaknya.
ReplyDeleteSemoga masing-masing kubu bisa mempertontonkan jagonya dengan cantik dan menarik, jauh dari cerca, hujat dan sindir serta kampanye hitam.