Selain gagal mendapatkan Piala Adipura, pengelolaan keuangan DKI Jakarta 2013 hanya mendapatkan opini "Wajar Dengan Pengecualian (WDP), atau menurun satu peringkat dibanding tahun sebelumnya yang mendapatkan opini "Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Penilaian ini disampaikan BPR RI pada pekan ini.
Basuki mengakui segala kekurangan tersebut. Ia menilai, segala kekurangan tersebut merupakan wajah asli Jakarta yang sebelumnya tidak pernah terkuak. "Kalau orang politik pasti bilangnya ini pil pahit. Kami tidak suka makan pil yang bohong-bohongan, apalagi pencitraan," katanya saat menjadi inspektur upacara dalam upacara peringatan HUT Kota Jakarta yang ke-487, di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Pria yang akrab disapa Ahok ini pun menceritakan, beberapa waktu lalu ia telah meminta kepada penanggung jawab kontingen DKI di lomba MTQ Nasional agar tidak lagi mengambil qori/qoriah dari luar daerah. Walaupun ia sadar, hal itu akan berpotensi membuat DKI kehilangan predikat sebagai juara umum.
"Dulu (di MTQ) DKI selalu juara umum. Tapi tahun ini pil pahit karena cuma peringkat 6. Tapi alhamdulillah karena yang ikut benar-benar orang DKI. Kenapa kita mesti malu kalau ini kenyataannya," jelasnya.
"Saya juga heran kenapa dulu selalu dapat Adipura. Mungkin yang dinilai cuma Sudirman-Thamrin. Padahal sungai-sungai dulu penuh sampah," tambah mantan Bupati Belitung Timur itu.
Basuki mengakui segala kekurangan tersebut. Ia menilai, segala kekurangan tersebut merupakan wajah asli Jakarta yang sebelumnya tidak pernah terkuak. "Kalau orang politik pasti bilangnya ini pil pahit. Kami tidak suka makan pil yang bohong-bohongan, apalagi pencitraan," katanya saat menjadi inspektur upacara dalam upacara peringatan HUT Kota Jakarta yang ke-487, di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Pria yang akrab disapa Ahok ini pun menceritakan, beberapa waktu lalu ia telah meminta kepada penanggung jawab kontingen DKI di lomba MTQ Nasional agar tidak lagi mengambil qori/qoriah dari luar daerah. Walaupun ia sadar, hal itu akan berpotensi membuat DKI kehilangan predikat sebagai juara umum.
"Dulu (di MTQ) DKI selalu juara umum. Tapi tahun ini pil pahit karena cuma peringkat 6. Tapi alhamdulillah karena yang ikut benar-benar orang DKI. Kenapa kita mesti malu kalau ini kenyataannya," jelasnya.
"Saya juga heran kenapa dulu selalu dapat Adipura. Mungkin yang dinilai cuma Sudirman-Thamrin. Padahal sungai-sungai dulu penuh sampah," tambah mantan Bupati Belitung Timur itu.
No comments:
Post a Comment