JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, budaya bullying oleh senior terhadap yunior yang selama ini masih diterapkan di banyak lembaga pendidikan sebagai tindakan pengecut. Sebab, sering kali aksi tersebut dilakukan dengan pola pengeroyokan, bukan satu lawan satu.
"(Tindakan) pengecut karena memanfaatkan senioritas untuk menghajar orang, sementara orang yang dihajar tidak boleh melawan. Lu kalau mau berani satu lawan satu. Kalau mau jadi jagoan satu lawan satu, ikut sasana tinju," ujarnya di Balaikota Jakarta, Senin (23/6/2014).
Hal itu dikatakannya menanggapi tewasnya Arfiand Caesar Al Irhami (16), siswa kelas 1 SMAN 3 Jakarta, yang diduga dianiaya para seniornya. Arfiand diduga dianiaya saat mengikuti kegiatan pencinta alam.
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, sampai saat ini, jajaran di Dinas Pendidikan masih menunggu perkembangan penyelidikan di kepolisian. Bila hasil penyelidikan menyimpulkan bahwa para senior Arfiand terbukti sebagai pelaku, Ahok ingin agar mereka dikeluarkan dari sekolah.
"Kalau Anda mau jadi jagoan, tolong dikeluarkan saja. Kita tidak mau APBD rakyat dipakai untuk calon-calon bajingan seperti ini," ujarnya.
Arfiand meninggal dunia pada Jumat (20/6/2014) di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan. Sebelumnya, ia diketahui telah mengikuti pelatihan ekstrakulikuler pencinta alam selama satu minggu di Tangkuban Parahu, Jawa Barat.
No comments:
Post a Comment