Friday, December 11, 2015

Cerita Ahok Tutup Tambang Miliknya di Belitung karena Diklaim Hutan Lindung

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bicara soal penutupan usaha tambangnya seluas 500 hektar di Gunung Nayo, Belitung Timur. Dia menceritakan kala itu usahanya harus ditutup karena dianggap berdiri di atas lahan hutan lindung milik Kemenhut.

"Itu ada tambang saya, tiba-tiba dari pusat ada perusahaan sawit nyolong hutan lindung. Sudah nyolong hutan lindung, perusahaan sawitnya bukan dihukum dan bukan dibalikin, malah dikasihin sertifikat. Lahannya dipindahin ke tambang saya, sampai pabrik saya tutup bangkrut," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (11/12/2015).

Ahok menyebut nama salah seorang pengusaha tambang pasir asal Malaysia, yaitu Anthony Mulya. Ahok bahkan mendukung agar kasus yang sudah 'kadaluarsa' ini bisa diusut tuntas oleh kepolisian.

Sebab dia merasa gemas setiap kali menjelang pemilihan kepala daerah tudingan seperti itu kerap ditujukan kepadanya. Mulai dari pemilihan kepala daerah di Belitung Timur hingga pemilihan DPR RI.

"Itu mah cerita lama banget. Makanya itu cerita waktu saya mau calon gubernur Bangka Belitung keluarin, waktu saya maju jadi Wagub DKI dikeluarin. Justru, saya bilang kasus itu dibawa, kenapa kasus itu mesti dibawa?" terangnya.

"Kalau pabrik saya enggak ditutup bangkrut, gue (saya) enggak pernah jadi pejabat karena saya dulu ngelawan. Saya bilang 'yang benar saja lu, masa orang nyolong? Punya saya baik-baik, gara-gara hutan lindung dipindahin'. Makanya, saya bilang, buka saja kasus itu biar seru. Langsung kebongkar itu permainan siapa," sambung Ahok.

Ahok merasa itu tudingan yang merugikan dirinya. Dia pun meminta pihak Anthony jika tidak merasa bersalah untuk berani buka-bukaan melaporkan masalah ini ke pihak kepolisian agar dapat diusut.

"Tidak benar tudingan. Makanya itu menebar fitnah, saya justru nyuruh dia laporin itu dari dulu. Enggak pernah tuh, cuma lapor-lapor gitu doang," kata dia.

Tak hanya masalah tambang, namun juga masalah perbedaan nama Ahok yang tertulis dalam sertifikat usaha tambang. Dalam kepemilikan itu ditulis atas nama 'Basuki Indra'.

Ahok menjelaskan 'Indra' merupakan nama ayahnya. Sedangkan kala itu yang dia tahu nama aslinya hanya 'Basuki'.

"Kalau soal Basuki Indra ganti nama, bapak saya itu namanya Indra. Waktu SD namanya (ditulis) Basuki, ditanya kalau Basuki ya namanya Basuki. Waktu SMP saya dibilang Basuki Indra, kenapa? Karena kan orang Melayu suka begitu, kalau nama bapaknya Indra, nama anaknya Basuki terus Indra," sambungnya.

"Ditulislah di rapor sekolah, Basuki Indra. Begitu mau lulus, enggak boleh Basuki Indra karena SD-nya Basuki. Pas SMA pakai Basuki Indra juga, tapi enggak boleh juga di ijazahnya jadi Basuki aja. Jadi ijazah saya itu, cuma tulis Basuki. Enggak ada yang lain," terang Ahok.

Tak ada satu pun yang tahu kalau Ahok memiliki nama panjang 'Tjahaja Purnama' sampai dengan saat itu. Hingga pada saat Ahok hendak mengurus pembuatan paspor, pihak imigrasi memintanya untuk mengurus SKBRI. Namanya pun ditulis di paspor menjadi 'Basuki Tjahaja Purnama'.

"Saya enggak pernah ganti nama loh. Ternyata nama saya yang asli itu, Basuki Tjahaja Purnama saat kapan tahu enggak? Kami ini orang turunan harus buat SKBRI dulu, sebelum keluar Undang-Undang tentang Kewarganegaraan. Jadi kami harus pisah (nama) dari orang tua," sebut Ahok.

"Waktu saya mau nyambung paspor, orang di wilayah situ bilang, kamu enggak boleh pakai nama Basuki Indra. Karena namu kamu yang benar adalah Basuki Tjahaja Purnama. Jadi, nama kamu di paspor harus Basuki Tjahaja Purnama sesuai akte SKBRI. Akhirnya, KTP saya terpaksa mengikuti paspor. Bukan saya ganti nama," tegasnya.

Ahok pun meminta agar kasus ini dapat dibongkar. Sehingga bisa ketahuan siapa yang 'bermain'.

"Kasus-kasus ini, selalu ditiupkan saat menjelang Pilkada. Makanya saya doain dia umur panjang, sehat saja, supaya lihat saya tetap jadi pejabat, dia stres. Saya juga ingin tahu oknum di Kementerian Kehutanan dulu yang nyolong, yang bisa mensertifikatkan hutan lindung, lalu dipindahin ke tambang saya. Jadi saya menjadi pejabat, karena bagian dari balas dendam," pungkasnya.

Di akun YouTube pun muncul sebuah video seorang pria yang memberikan cerita. Video berjudul 'Ahok Disebut Ganti Nama' tersebut diunggah oleh Wahyu Kurniawan pada 10 Desember 2015. 

No comments:

Post a Comment