Friday, November 7, 2014

Ketika Jokowi Bicara Soal K-Pop dan SuJu

//images.detik.com/content/2014/11/07/4/jokokonser5.jpg
Jakarta -Presiden Joko Widodo hari ini berdialog denga 100 CEO terbaik di Indonesia. Banyak pertanyaan yang dilontarkan para bos-bos perusahaan nasional ini.

Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim bertanya soal industri kreatif di Indonesia. Felia penasaran dengan apa yang akan dilakukan Jokowi untuk memajukan industri kreatif Indonesia.

"Rencana Pak Presiden seperti apa untuk industri kreatif?" Tanya Felia di acara Kompas 100 CEO Forum di Hotel Four Seasons, Jakarta, Jumat (7/11/2014).

"Industri keratif ini perlu dimunculkan. Dari beberapa pertemuan kita dengan pelaku itu memang seharusnya disendirikan lembaganya. Yang kita lihat di Korea dan lainnya itu memang dibentuk badan dan di bawah presiden langsung," jawab Jokowi.

Menurut Jokowi, potensi industri kreatif RI sangat besar. Mulai dari animasi, game, film, fashion, dan industri kreatif berbasis budaya seperti tari, musik dna lain sebagainya punya kekuatan besar.

"Cuma belum dimanajemen dengan betul. Kalau ini digarap secara serius. Misalnya di bidang musik, seperti K-Pop berapa lama itu dipersiapkan negara Korea. Mereka bilang 13 tahun untuk bisa sampai sekarang," ujarnya.

"Muncul sekarang K-Pop itu SuJu (Super Junior) dan lainnya. Saya sampai nonton dua kali. Nonton bagaimana manajemen panggung, lighting, dan promosi lainnya," tambah Jokowi.

Jokowi mengatakan, K-Pop bisa mendunia karena disiapkan secara detil. Semua dilakukan melalui seleksi ketat dan dipilih dengan cermat supaya bisa menyesuaikan dengan tren. Selain cermat juga harus kerja cepat.

"Produk itu tidak akan muncul bila tanpa dikonsepkan. Saya beberapa kali menyiapkan, inilah yang sebetulnya kekuatan yang perlu disiapkan," tambahnya.

"Kita punya musik etnik. Hanya tidak pernah digarap secara serius. Lighting hanya lighting-lighting-an dan panggung itu hanya pangung-panggungan. Padahal bagus," ucapnya.
(ang/dnl) 

No comments:

Post a Comment