Sunday, November 30, 2014

Ketika Jakarta Gencarkan Normalisasi Saluran Air ...

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pekerja yang mengenakan kaos bertuliskan Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat tampak berbaris di dalam saluran air di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Mereka mencangkul lumpur selokan lalu memasukkan lumpur tersebut ke dalam karung, sesekali tanpa rasa jijik mereka menggali lumpur dengan tangan.

Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat memang sedang menggencarkan normalisasi dan pelebaran saluran air untuk menekan angka genangan air di Jakarta Pusat saat musim hujan.

"Kami terus melakukan normalisasi dan pelebaran saluran air di setiap kecamatant," kata Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat Herning Wayuningsih.

Herning menambahkan normalisasi saluran air sudah dilakukan sejak musim kemarau. Dengan demikian, saat musim hujan tiba, normalisasi dilakukan secara tidak terburu-buru. Ia menambahkan normalisasi saluran air dapat menjaga lingkungan tetap sehat karena lancarnya pembuangan air kotor.

Dirinya optimistis normalisasi dan pelebaran saluran dapat mengurangi genangan air atau setidaknya dapat mempercepat surutnya genangan air di jalan.

Herning mengaku langkah ini merupakan instruksi dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ia juga berharap peran masyarakat menjaga bersama saluran air di lingkungannya dan tidak membuang sampah kedalam saluran air.

Begitu juga dengan Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat, yang mengganggarkan Rp 51,1 miliar untuk menguras 350 saluran air dan dua waduk sebagai antisipasi genangan air di pemukiman warga di daerahnya selama musim hujan.

"Kami telah menguras seluruh saluran air yang mengalami pendangkalan akibat sampah, lumpur dan lainnya, dan diharapkan tidak ada lagi genangan air di pemukiman warga," kata Kepala Seksi Perencanaan Sudin Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat Santo.

Ia mengatakan, pengurasan dilakukan untuk menghindari penyumbatan aliran air karena lumpur dan sampah yang masuk ke dalam saluran.

Sebanyak 350 unit saluran yang dikuras tersebut tersebar di delapan kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Grogol Petamburan, Kecamatan Tambora, Kecamatan Palmerah, Kecamatan Kebon Jeruk, Kecamatan Kembangan, Kecamatan Cengkareng dan Kecamatan Kalideres.

Selain itu, di Jakarta Selatan aparat pemerintahan yang terdiri atas TNI, Polri dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menggelar aksi membersihkan selokan dan saluran air untuk mengantisipasi banjir di wilayah setempat.

"Sekarang sudah memasuki musim hujan, tentu potensi yang ada kami gunakan untuk antisipasi banjir," kata Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor.

Menurut dia, kegiatan yang melibatkan tiga unsur utama Jakarta Selatan ini baru pertama kali digelar dan untuk kali ini melakukan pembersihan di kawasan jalan protokol.

Selain membersihkan saluran air, pihaknya juga menertibkan bangunan liar, pemeliharaan sarana dan prasarana dan penertiban hal-hal yang menyangkut masalah sosial.

"Kami juga menertibkan bangunan yang ada di atas saluran air," tambah Syamsudin.

Kegiatan tersebut akan dilakukan secara rutin minimal satu bulan sekali sebagai aksi nyata dari jajaran pemerintah kepada masyarakat.

Syamsudin berharap masyarakat bisa melihat dan meniru apa yang telah dilakukan aparatur di Jakarta Selatan sehingga dapat menciptakan kondisi wilayah yang sehat, aman, bersih dan terhindar dari ancaman banjir menjelang datangnya musim hujan.

Dinas Pekerjaan Umum DKI pun menjamin genangan di Jakarta yang diakibatkan oleh hujan tidak akan berlangsung lama karena air akan segera mengalir ke sungai setelah dilakukan sejumlah upaya normalisasi.

"Kalau hujan deras kemudian ada genangan, tidak sampai sejam akan hilang," kata Kepala Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas PU DKI Jakarta Djoko Susetyo.

Menurut dia, tinggi dan lamanya genangan dipengaruhi oleh curah maupun intensitas waktu hujan. Semakin lama dan deras hujan maka genangan cepat muncul, namun jika intensitas hujan sedang maka tidak akan genangan besar.

"Kalau hujannya sampai 24 jam, genangan pasti ada, tapi kalau gerimis, ya tidak ada genangan," katanya.

Selain itu, lanjut dia, lama surutnya genangan juga dipengaruhi oleh faktor manusia tentang kesadaran membuang sampah pada tempatnya atau tidak.

"Kalau sampah masih dibuang sembarangan akan menghambat aliran air dan menyebabkan genangan semakin lama surutnya," kata Djoko.

Pihaknya berharap peran serta dan kesadaran warga Ibu Kota untuk tidak lagi membuang sampah bukan pada tempatnya, terutama di sungai-sungai dan salurannya.

Instruksi Gubernur

Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama telah menginstruksikan seluruh jajaran untuk lebih memprioritaskan perbaikan fasilitas saluran air agar tidak ada genangan.

"Dari tahun sebelumnya, tahun ini kami lebih siap, para camat dan lurah sudah diperintahkan untuk mengeruk selokan di wilayah masing-masing," kata Ahok.

Ahok juga tidak segan untuk memecat camat dan lurah yang di daerahnya masih terdapat genangan. Sikap tegas itu diambil agar mereka lebih sigap melakukan upaya-upaya penanggulangan genangan terut

Lebih lanjut Ahok menginstruksikan jika ada saluran air yang mampet, harus segera dilakukan pengerukan agar aliran air lancar sehingga genangan air cepat surut.

Ia juga berharap masyarakat juga ikut bertanggung jawab bersama-sama mengantisipasi banjir dengan memastikan tidak ada selokan yang tersumbat di lingkungan masing-masing.

No comments:

Post a Comment