Jakarta - Acara Gerak Jalan Revolusi Mental yang dihadiri Jokowi pada Minggu (22/6) kemarin dihadiri ribuan massa. Banyaknya massa yang hadir disebut tanpa mobilisasi.
"Puluhan ribu relawan dan warga dari berbagai komunitas di Jakarta antusias mengikuti gerak jalan revolusi mental kemarin, tak ada mobilisasi," kata Ketua Panitia Acara Gerak Jalan Revolusi Mental Charles Honoris saat dihubungi, Senin (23/6/2014).
Charles menegaskan kehadiran masyarakat dalam acara itu suka rela. Panitia dan PDIP tak menawarkan iming-iming uang ataupun hal lain dalam acara itu.
"Ini menunjukkan kecintaan rakyat Jakarta kepada Pak Jokowi dan keinginan rakyat Jakarta untuk mengantarkan Pak Jokowi ke Istana negara," ujar anggota Tim Pemenangan Jokowi-JK DKI.
Minggu (22/6) kemarin pagi, Jokowi ikut dalam jalan sehat dan pengumpulan massa di Monas. Ribuan massa Jokowi memenuhi kawasan Monas juga HI.
Di depan ribuan pendukungnya, Jokowi sempat berorasi. Salam dua jari juga dia lempar ke pendukungnya yang antara lain sebagian besar relawan.
"Jakarta sangatlah penting. Oleh sebab itu kita jangan sampai kalah di Jakarta. Jangan sampai! Jadi kita mulai hari ini betul-betul bergerak ke teman-teman kita, tetangga kita, ke tema RT dan RW sekelurahan, bahwa tanggal 9 Juli yang paling baik untuk dicoblos adalah nomor dua," jelas Jokowi yang berorasi di Monas dan HI.
Hal yang cukup menarik dan menjadi perbincangan di media sosial, adalah soal perbandingan massa Jokowi dan Prabowo, yang pada hari Minggu itu menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno. Dalam Kampanye Prabowo, bendera partai dan ormas mendominasi. Masing-masing partai mengibarkan panjinya, Prabowo memang didukung koalisi besar.
Sementara Jokowi dalam aksinya di Monas dan HI, sama sekali tak ada bendera partai dan ormas. Hanya salam dua jari saja yang diacung-acungkan pendukungnya. Di media sosial, twitter pemandangan kontras kampanye Prabowo dan Jokowi ini dibanding-bandingkan.
No comments:
Post a Comment