Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalagewa ikut berkomentar terkait konflik di Laut China Selatan yang sempat disinggung dalam debat calon presiden pada Ahad (22/6) malam tadi. Menurut dia, yang disampaikan capres Joko Widodo agar Indonesia mengedepankan diplomasi memang terus dilakukan.
Indonesia menurut Marty tidak masuk dalam pihak yang bertikai di Laut China Selatan. Namun ingin berkontribusi untuk menyelesaikan sengketa yang melibatkan empat Negara itu. Kontribusi dilakukan dengan mencoba memfasilitasi pihak-pihak yang berseteru.
"Tentu upaya ini sifatnya terukur dan realistis bagaimana kemungkinan-kemungkinan keberhasilannya," kata Marty di Istana Negara, Jakarta, Senin (23/6/2014).
Menurut Marty salah satu ciri dan syarat menengahi suatu permasalahan adalah diterima atau tidaknya negara tersebut oleh
pihak-pihak yang bertikai. Beruntung selama ini, Indonesia dengan segala diplomasinya, pemikiran dan gagasannya, diterima oleh semua pihak.
"Sehingga apa yang dikatakan oleh Pak Jokowi sebenarnya itu upaya kita memang dilakukan dengan asumsi kita bisa berkontribusi," papar Marty.
Sementara terkait kepulauan Natuna yang disebut bakal dicaplok oleh salah satu pihak yang bertikai di Laut China Selatan, Marty menjawab secara diplomatis.
Marty mengakui hingga kini masih ada sejumlah perbatasan laut Indonesia dengan negara tetangga belum selesai dibahas. Misalnya dengan Filipina yang terakhir kali dilakukan perundingan sejak 20 tahun lalu. "Apa yang disampaikan oleh Prabowo betul ada indikasi wilayah-wilayah laut yang belum tuntas," kata Marty.
Namun dengan China, dia menegaskan Indonesia tak memiliki sengketa perbatasan laut.
Indonesia menurut Marty tidak masuk dalam pihak yang bertikai di Laut China Selatan. Namun ingin berkontribusi untuk menyelesaikan sengketa yang melibatkan empat Negara itu. Kontribusi dilakukan dengan mencoba memfasilitasi pihak-pihak yang berseteru.
"Tentu upaya ini sifatnya terukur dan realistis bagaimana kemungkinan-kemungkinan keberhasilannya," kata Marty di Istana Negara, Jakarta, Senin (23/6/2014).
Menurut Marty salah satu ciri dan syarat menengahi suatu permasalahan adalah diterima atau tidaknya negara tersebut oleh
pihak-pihak yang bertikai. Beruntung selama ini, Indonesia dengan segala diplomasinya, pemikiran dan gagasannya, diterima oleh semua pihak.
"Sehingga apa yang dikatakan oleh Pak Jokowi sebenarnya itu upaya kita memang dilakukan dengan asumsi kita bisa berkontribusi," papar Marty.
Sementara terkait kepulauan Natuna yang disebut bakal dicaplok oleh salah satu pihak yang bertikai di Laut China Selatan, Marty menjawab secara diplomatis.
Marty mengakui hingga kini masih ada sejumlah perbatasan laut Indonesia dengan negara tetangga belum selesai dibahas. Misalnya dengan Filipina yang terakhir kali dilakukan perundingan sejak 20 tahun lalu. "Apa yang disampaikan oleh Prabowo betul ada indikasi wilayah-wilayah laut yang belum tuntas," kata Marty.
Namun dengan China, dia menegaskan Indonesia tak memiliki sengketa perbatasan laut.
No comments:
Post a Comment