Jakarta - Kepsek SMA 3 Jakarta Ni Ketut Diah Chaerani dipanggil Dinas Pendidikan DKI. Dia diminta menjelaskan soal insiden tewasnya Arfiand Caesar Irhami (16) dalam kegiatan pecinta alam sekolah itu.
Tak hanya itu saja, Plt Gubernur DKI Basuki T Purnama atau Ahok juga berang atas kasus itu. Dia bahkan mengancam untuk memecat pihak sekolah yang terlibat. Apa kata Kepsek?
"Semua kembali ke kepala dinas pendidikan," ujarnya di kantor dinas di Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (23/6/2014).
Menurutnya, dirinya menyerahkan dan siap berkoordinasi dengan polisi. Pastinya dia menegaskan tak ada perpeloncoan di acara pelantikan pecinta alam itu. Luka lebam yang dialami kemungkinan karena ransel yang berat.
"Saya menunggu hasil kepolisian. Sesuai arahan kepala dinas saya terus berkoordinasi dengan kepolisian. Untuk tindak lanjutnya kami serahkan ke kepolisian. Jika harus diproses hukum maka kami terbuka untuk itu.
Jakarta - Arfiand Caesar Irhami (16) meninggal dunia usai mengikuti pelatihan pecinta alam SMA 3 Jakarta di Tangkuban Perahu. Tragedi memilukan ini memancing perhatian publik. Tak heran bila Pemprov DKI juga mengambil tindakan. Kepsek dan guru SMA 3 dipanggil.
"Ini lagi ketemuan sama SMA 3," kata Kadis Pendidikan DKI Lastro Marbun saat dikonfirmasi, Senin (23/6/2014). Pertemuan digelar di Kantor Dinas di Gatot Subroto, Jakarta.
Belum diketahui apa yang dibahas. Pastinya kasus ini juga mengundang kemarahan Plt Gubernur DKI Basuki T Purnama atau Ahok. Bahkan Ahok meminta agar diberikan sanksi keras.
Tak boleh lagi ada kekerasan di sekolah negeri. Apalagi yang mengatasnamakan senioritas. Menurut Ahok uang rakyat tak pantas digunakan untuk bullying atau kekerasan.
Jakarta - Arfiand Caesar Al Irhami (16) meninggal dunia usai mengikuti pelatihan pecinta alam di Tangkuban Perahu. Siswa SMA 3 Jakarta kelas 1 ini diduga meninggal karena dianiaya. Polisi menemukan 37 luka lebam di tubuhnya.
Sejak 12 Juni hingga akhir pekan lalu, Arfiand mengikuti pelatihan. Ada 10 siswa kelas 1 dan 17 senior yang ikut.
"Yang bergaya preman menyiksa orang, membully, dan manfaatkan senioritas untuk menghajar orang. Lu kalau mau berani, 1 lawan 1 aja, ikut sasana tinju," kata Plt Gubernur DKI Basuki T Purnama atau Ahok di Balai Kota DKI, Senin (23/6/2014).
Ahok menilai seorang yang berlagak preman dan hendak menjadi jagoan tak pantas bersekolah di sekolah negeri.
"Tapi kalau mau jadi jagoan, tolong dikeluarkan saja dari (sekolah) negeri. Kita tidak mau pakai APBD rakyat, uang rakyat untuk bayar yang calon-calon pemimpin yang seperti ini," jelas dia.
"Itu bisa calon bajingan," kata dia dengan mimik serius.
Jakarta - Plt Gubernur DKI Basuki T. Purnama (Ahok) meminta kepolisian dan Dinas Pendidikan DKI menjatuhi sanksi tegas terhadap pelaku kekerasan yang menimpa Arfiand Caesar Al Irhami (15). Arfiand, siswa kelas 1 SMA 3 Setiabudi Jakarta, itu tewas usai mengikuti kegiatan ekstra kulikuler pecinta alam diduga karena dianiaya.
"Kalau itu terbukti penganiayaan, maka harus ada sanksi kepada kepala sekolah, guru yang mendampingi, termasuk murid yang menyiksa," kata Ahok kepada pewarta di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakpus, Senin (23/6/2014).
Hingga hari ini, Ahok mengaku belum mengetahui hasil investigasinya. Jika terbukti ada kekerasan oleh kakak kelas dan sekolah dinyatakan lalai, dia berujar sanksi yang dijatuhkan bisa saja mencopot kepsek dan mengeluarkan siswanya. "Saya mau lihat hasilnya (investigasinya) dulu, dari kepolisian, termasuk dari dinas, baru kita putuskan," ujarnya.
Lebih lanjut mantan Bupati Belitung Timur ini juga merasa geram akan kasus pengianiayaan yang kembali mencoreng wajah sekolah di DKI. Menurutnya ada 40 persen anak usia 16-18 tahun di DKI, yang putus sekolah karena tidak mampu, sementara anak-anak yang mampu malah bersikap seperti preman dengan mem-bully siswa lain.
No comments:
Post a Comment