JAKARTA, KOMPAS.com — Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat diperiksa oleh Badan Reserse Kriminal Polri sebagai saksi selama 6 jam. Seusai pemeriksaan, Setiyardi mengaku pertanyaan yang diajukan penyidik sangat sulit.
"Lebih sulit dari waktu ngerjain tes UMPTN (ujian masuk perguruan tinggi negeri). Lebih susah dari UAN (ujian akhir nasional)," ujarnya seusai diperiksa di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (23/6/2014).
Namun, Setiyardi enggan membeberkan pertanyaan-pertanyaan yang menurut dia sulit dijawab itu. Ia hanya memberi tahu sebagian kecil pertanyaan yang normatif.
"Saya tidak mau masuk ke materi pemeriksaan. Ada lah itu rahasia penyidik. Tanya penyidik," ujarnya.
Kendati sulit, ia mengaku dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan baik.
"Materinya seperti mengapa saya menerbitkan media ini. Karena saya insan pers yang ingin berkontribusi, bagian dari kebebasan yang kita miliki," ujarnya.
Dalam kesaksiannya, Setiyardi mengaku membeberkan data-data penguat yang menjadi referensinya membuat konten berita. Ia yakin sumber-sumber informasi yang diperolehnya dapat dipertanggungjawabkan akurasinya.
"Saya tunjukkan akurasi data 184 caleg non-Muslim dari data KPU (Komisi Pemilihan Umum). Sama seperti teman-teman cari berita. Saya yakin narasumber saya benar semua. Semua yang saya tulis sudah beredar di media massa," kata Setiyardi.
No comments:
Post a Comment