Thursday, June 26, 2014

Mengapa Wiranto Buka DKP Pemberhentian Prabowo? Ini Jawaban Mantan KSAD

Jakarta - Mantan KSAD Jenderal Subagyo HS menyatakan bahwa Wiranto memberikan pernyataan terkait DKP sebagai bentuk klarifikasi dari statement Prabowo Subianto di Debat Capres. Subagyo pun menjelaskan runtutan teknis terkait DKP.

"Pak Wiranto itu mengklarifikasi, bukan ujug-ujug tiba-tiba menyampaikan sesuatu. Dari pertanyaan pak Jusuf Kalla dalam debat Presiden kepada pak Prabowo, tentang masalah HAM. Kan 'tanyakan atasan saya'," ujar Subagyo di Bandara Halim Perdana Kusuma, Kamis (26/6/2014).

Subagyo yang kini menjadi anggota timses Jokowi-JK itu menjelaskan, atasan yang dimaksud Prabowo dalam hal tersebut ada 2, yakni ia sendiri yang pada saat itu menjabat sebagai KASAD. Kedua adalah Pangab, yakni Wiranto.

"Kalau KASAD itu bidang pembinaan, kalau penggunaan komando itu Pangab, maka Pangab lah yang mengklarifikasi," imbuh Subagyo.

Jenderal (Purn) bintang empat tersebut juga menyebutkan dalam kejadian penculikan aktivis 1998 yang dilakukan tim mawar, jangan mempermasalahkan siapa Danjen Kopassus yang saat itu memimpin. Menurutnya kasus itu harus dilihat dari peroranganya.

"Kejadian itu saat Pak Prabowo Dan Kopassus. Saat itu Danjen Kopassusnya diganti pak Muchdi, tapi peristiwanya adalah pak Prabowo. Sehingga bukan mempermasalahkan Danjen Kopassus. Perorangan siapa saat itu yang melakukan. Jangan keliru," Subagyo menjelaskan.

Subagyo juga menjelaskan urutan setelah proses tersebut di atas. Menurutnya ada tahapan-tahapan yang proporsional.

"Maka kalau urutannya nanti itu, terus beliau menjadi Pangkostrad, terus komandan Sesko ABRI. Itu prosesnya seperti itu. Saya pun waktu DKP tidak mau menyidangkan pejabat. Maka dicopot dulu. Jadi ada tahapan-tahapan yang proporsional, dan saling menghormati," tambah Subagyo.

Terkait ada anggota tim mawar yang mengancam Wiranto karena menyudutkan Prabowo, Subagyo meminta semua pihak mengendalikan diri dan profesional serta jangan emosional. Menurutnya ancaman-ancaman itu adalah tindakan yang tidak benar.

"Kalau ancaman-ancaman itu kan sudah tidak benar secara kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan negara, lebih-lebih di Indonesia. Tidak tepat yang dilakukan secara emosional dan tidak profesional," pungkas Subagyo.

No comments:

Post a Comment