Friday, June 6, 2014

"Harusnya dari Dulu Halte Transjakarta kayak Gini"

Alsadad Rudi

Halte transjakarta Karet Baru yang terletak di Jalan Sudirman, Jakarta. Halte yang dibangun oleh PT MRT Jakarta ini terlihat lebih panjang dan lebih terbuka dibanding halte-halte transjakarta pada umumnya.

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pengguna layanan bus transjakarta memuji bentuk halte transjakarta Karet Baru yang dibuka pekan lalu. Mereka menilai, bentuk halte tersebut lebih memudahkan pengguna bus transjakarta karena aksesnya tidak membuat penumpang harus berjalan berputar-putar hanya untuk mencapai halte. 

"Iya, lebih enak. Dari jembatan tinggal belok aja kalau mau ke halte. Enggak perlu muter-muter lagi. Harusnya dari dulu bikin halte yang kayak gini," ujar Hilda (34), salah seorang penumpang saat ditemui di halte tersebut, Jumat (6/6/2014). 

Hal senada dikatakan Awang (29). Menurut dia, rancangan halte Karet Baru yang lebih terbuka membuat penumpang merasa lega karena udara yang masuk lebih banyak. 

"Haltenya lebih luas, terus lebih terbuka. Jadi enggak pengap. Anginnya lebih banyak," ujarnya. 

Meski demikian, kritikan dilayangkan oleh anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang secara kebetulan penyandang disabilitas, Agus Supriyanto. 

Agus berpendapat, halte Karet Baru belum bisa digunakan oleh pengguna kursi roda karena akses untuk naik dari trotoar ke jembatannya tidak menggunakan ramp, tetapi tangga.

"Dua sisi jembatannya sama-sama pakai tangga, bukan ramp. Jadi yang pakai kursi roda tidak bisa naik," ujar Bagus di lokasi yang sama. 

Pengamatan Kompas.com, penggunaan ramp pada Halte Karet Baru hanya pada akses dari jembatan ke halte saja. Namun, untuk naik dari trotoar ke jembatan, masih menggunakan tangga. Halte Karet Baru merupakan halte yang dibangun oleh PT MRT Jakarta. 

Halte yang terletak di antara Hotel Sahid Jaya dan Le Meridien ini dibangun untuk menggantikan halte Karet dan halte Setia Budi yang dibongkar karena ada pembangunan jalur MRT bawah tanah di kawasan tersebut. 

Menurut Direktur Utama PT MRT Dono Boestami, halte Karet Baru memiliki panjang 45 meter dan lebar 5 meter. Halte dirancang lebih terbuka untuk memperlancar sirkulasi udara, tanpa harus menggunakan mesin pendingin udara. 

"Semoga dengan adanya halte ini membuat layanan transjakarta tidak terganggu selama kegiatan konstruksi MRT," katanya saat acara serah terima halte dari PT MRT kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Jumat pagi. 

Dalam acara tersebut, Dishub DKI diwakili oleh Wakil Kepala Dishub Benjamin Bukit. Turut hadir pula perwakilan dari Direktorat Lantas Polda Metro Jaya, yakni Kanit Amdal Subdit Kamsel Komisaris Nurfaidah, Kepala UP Transjakarta Pargaulan Butar Butar, serta Direktur PT Transjakarta Antonius NS Kosasih.

Rencananya mulai Januari tahun depan, seluruh pengelolaan halte dan terminal yang ada di Jakarta akan menjadi kewenangan PT Transjakarta. Hal itu dimaksudkan agar Dishub DKI lebih fokus pada kegiatan pengaturan lalu lintas.

No comments:

Post a Comment