Wednesday, June 4, 2014

11 Kota Wakili Indonesia di Pertemuan Wali Kota Dunia di Singapura

Singapura - Sebanyak 11 kota di Indonesia terpilih untuk mengikuti Forum Pertemuan Wali Kota Sedunia (World Cities Summit Mayor Forum) 2014 yang digelar di Singapura, 1-4 Juni. Kota tersebut yakni Balikpapan, Bandung, Batam, Bintan, Jakarta, Kota Jambi, Makassar, Palu, Semarang, Sumatera Selatan, dan Kota Tangerang.

Mereka mewakili Indonesia dalam konferensi yang membahas tentang pertukaran ide dan solusi untuk masalah keberlanjutan kota dalam menghadapi tantangan urbanisasi. Foto-foto tentang kota tersebut menghiasi arena pameran yang ada di Sands Expo & Convention Center, Marina Bay Sands, Singapura.

Dalam acara pleno penutupan, Menteri Negara untuk Pembangunan Nasional Singapura, Lee Yi Shyan menyebut, ada 1.200 delegasi dari berbagai negara yang ikut pertemuan. Termasuk di antaranya 130 wali kota dan 30 menteri serta pelaku bisnis dan NGO.

Lee menyebut jumlah tersebut meningkat pesat dibanding empat agenda forum wali kota sebelumnya.

"Kami melihat tingkat partisipasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kalau digabung dengan dua agenda lainnya, International Water Week dan CleanEnviro Summit, ada lebih dari 20.000 partisipan yang hadir," kata dia di Singapura, Selasa (3/5).

Tetapi selama tiga hari pertemuan, Lee berujar masih banyak pertanyaan yang belum terjawab yang akan jadi PR dalam agenda World Cities Summit 2015 yang akan digelar di Amerika Serikat. Tantangan terbesar para pemimpin kota tersebut yakni tingginya urbanisasi, di mana ¾ dari populasi dunia akan tinggal di kota pada 2050.

"Ada masalah yang nyata dan sangat fundamental yang harus diselesaikan," kata dia

Lee melanjutkan, wali kota yang punya akses untuk solusi teknis dan fungsional belumlah cukup. Agar pembangunan bisa berkelanjutan, maka pimpinan kota harus bisa membuat suaranya didengar di sampai nasional dan internasional.

Dari poling yang dilakukan di tiap akhir sesi pertemuan selama dua hari sebelumnya, lanjut Lee, juga menunjukkan para pimpinan kota di berbagai belahan dunia itu belum percaya diri bisa mencapai target menciptakan kota yang layak huni dan berkelanjutkan.

Contohnya, soal masalah air minum. Salah satu poling menunjukkan 29% peserta menganggap aksesibiltas air minum di dunia tak akan bisa mencapai 100% pada 2050. Sedangkan dalam poling lain, 42% peserta merasa tak akan bisa bebas tuna wisma dan lingkungan kumuh. 

"Ini apakah cerminan realitas atau memang kita yang terlalu pesimistis," tanyanya.

No comments:

Post a Comment