Thursday, January 21, 2016

Sebelum Tertembak di Kepala, Rais Beri Tahu Polisi Ledakan di Starbucks

Aiptu Suhadi, anggota Subdit Gatur Ditlantas Polda Metro Jaya, masih ingat kata-kata yang diucapkan Rais Karna (37) sebelum tertembak. 

Suhadi dan Rais saat itu berada di tengah Jalan MH Thamrin dekat dengan Pos Polisi Sarinah. 

"Pak Rais itu bilang ke saya, 'Pak di dalam Starbucks korbannya lebih banyak'," kata Suhadi di rumahnya, Rabu (20/1/2016). 

Rais tertembak oleh teroris di Thamrin di bagian kepala. Ia sempat dirawat, namun meninggal dunia. 

Suhadi bercerita, saat itu ia tak tahu kalau ada bom di Starbucks. Sebab, laporan yang diterima awalnya yakni ledakan di Pos Pol Sarinah. 

"Saya langsung bilang 'ambulans-ambulans' lewat HT," kata Suhadi. 

Ambulans itu untuk mengevakuasi korban di Pos Pol Sarinah dan dalam Starbucks Coffee. Namun, suara tembakan lebih dulu pecah dan membuat semua orang lari tunggang langgang. 

Suhadi juga ikut tertembak di bagian punggung dan menyelamatkan diri ke rumah sakit. Ia tak tahu keberadaan Rais sampai ia melihat di rumah sakit yang sama RS Abdi Waluyo. 

"Saya ingat betul itu Pak Rais saat lihat wajahnya. Dia yang bilang ke saya soal korban di dalam Starbucks," kata Suhadi. 

Teror di kawasan Jalan MH Thamrin itu mengenai 33 orang. Dari jumlah itu, delapan orang meninggal dunia dan 25 orang terluka. 

Pelaku teridentifikasi berjumlah empat orang dan meninggal semua. Para pelaku masing-masing bernama Sunakim alias Afif, Dian Juni Kurniadi, Ahmad Muhazan bin Saron, dan Muhammad Ali. 

Empat jenazah masih disemayamkan di RS Polri Bhayangkara. Pasca-teror, Densus 88 menangkap 13 orang. 

Belakangan, dipastikan, hanya delapan orang yang terkait dengan teror tersebut. Sisanya terkait perkara lain, yakni kepemilikan senjata api ilegal.

No comments:

Post a Comment