Sunday, January 10, 2016

Megawati Bicara soal Kisah Bung Karno dan Cikal Bakal Marhaenisme

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengawali pidato politiknya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDIP dengan menyapa para tokoh negara yang hadir termasuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kemudian, Mega menceritakan soal pertemuan Bung Karno dengan seorang petani miskin yang menjadi cikal bakal marhaenisme.

"Saya pernah katakan yang membuat kita bangga sebagai partai politik bukan karena dekat dengan kekuasaan, tapi saat menangis dan tertawa bersama rakyat," ucap Mega saat berpidato di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (10/1/2016).

Mega mengingat cerita ayahnya, Bung Karno, tentang pertemuannya dengan seorang petani di Bandung Selatan. Mega pun sempat mengutip beberapa dialog ayahnya dengan petani tersebut.

"Saya teringat ketika ayah saya menceritakan pertemuannya dengan petani miskin di Bandung Selatan. Dialog yang penuh romantika, dialektika pemimpin dengan rakyatnya," ucap Mega.

Bung Karno, yang diceritakan oleh Mega, terlibat sedikit dialog dengan petani tersebut. Saat itu Bung Karno bertanya tentang alat produksi seperti pacul yang digunakannya untuk menggarap tanah.

"Pacul ini siapa yang punya? Abdi, jawab petani itu, artinya milik saya," kata Mega.

Setelah berdialog sejenak dengan petani tentang alat-alat produksi tersebut, Bung Karno pun menanyakan nama petani itu dan dijawab Marhaen. Mega menyebut percakapan tersebut merupakan cikal bakal Bung Karno menelurkan ideologi Marhaenisme, ideologi yang menolak penindasan manusia atas manusia.

"Dari percakapan itulah teori politik, teori perjuangan mengambil nama dari seorang petani," kata Mega.

"Saya meyakini jika kita menghayati pemikiran Bung Karno, kita mampu mengorganisir mereka yang papa dan melarat, digabungkan sedikit demi sedikit akan menjadi gelombang yang maha sakti dan besar," ucap Mega. 

No comments:

Post a Comment