Wednesday, January 6, 2016

Kesalnya Ahok sopir Metro Mini 'ngelunjak' minta gaji Rp 8 juta

Transportasi masal Metro Mini di DKI Jakartadianggap tengah jadi masalah. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berkali-kali membujuk mereka bergabung masuk bagian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) lewat PT Transjakarta.

Namun, bujukan ini ditolak. Sulitnya menertibkan mereka membuah pemprov kesal.

Sosok paling geram atas tindakan ini tak lain adalah Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok. Kekesalan dia berawal dari permintaan sopir Metro Mini agar digaji Rp 8 juta, jika bergabung dengan PT Transjakarta.

Sedangkan Ahok menawarkan para sopir gaji minimal untuk pemegang SIM B1 Umum atau sopir bus setingkat bus feeder adalah dua kali Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta atau sekitar Rp 6,2 juta. Jumlah ini dianggap laik bagi para sopir Metro Mini bila ingin pindah.

Sayangnya, sopir Metro Mini tetap ogah memilih tawaran Pemprov DKI dan tetap ngotot minta gaji Rp 8 juta. 

"Itu namanya ngelunjak. Saya sudah katakan, kami berikan yang terbaik sudah. Ada asuransi segala macam sudah terbaik," kata Ahok di Jakarta, Selasa (5/1) kemarin.

Ahok pun kesal. Dia tidak lagi memedulikan nasib Metro Mini akibat tuntutan sopir terlalu kelewatan. Dia bahkan menantang para sopir mendapat Rp 6,2 juta per bulan melalui Metro Mini.

"Kamu bawa Metro Mini dapat enggak ( Rp 6,2 juta/bulan) ? Nah, kalau kamu tidak mau, enggak usah kerja sama kita," tegasnya.

Masalah Metro Mini dirasa Ahok ada pihak yang coba memermainkan, sehingga pihaknya kini enggan memedulikan nasib angkutan massal itu. Padahal, diyakininya sebanyak 99 persen bus ukuran sedang itu masuk dalam kategori tidak laik jalan.

Saking geramnya membahas Metro Mini, Ahok memilih tak peduli. Pihaknya mengaku sudah kehabisan cara membujuk pengusaha Metro Mini untuk mau bergabung PT Transjakarta.

"Saya sudah capek ngomongin-ngomongin, dan memang kemarin itu ada permainan secara tanda kutip. Permainannya kan lucu, kita mau memperbaiki seluruh bus, minta mereka tapi enggak perbaiki. Kita enggak mau nambah bus juga, ada nambah bus busnya jelek. Sekarang masyarakat dipaksa naik bus yang jelek," ujarnya.

Mantan politisi Gerindra ini juga memperingatkan bila Metro Mini tidak mau bergabung, risikonya adalah kebangkrutan. Sebab, Pemprov DKI tengah mempersiapkan pelayanan transportasi massal yang nyaman dan aman, selain itu pihaknya juga akan menerapkan tarif yang murah, yakni Rp 3500.

"Dia mau deal ataupun tidak pasti selesai saja sudah. Logikanya gini saja, kalau saya sediakan bus yang 3.500 semua jurusan, jauh dekat, AC, bagus, aman, kamu pilih naik bus saya atau Metro Mini?" terangnya.

No comments:

Post a Comment