Tuesday, December 22, 2015

Tiap Hari Pantau Listrik 35.000 MW, Jokowi: Saya Tak Mau Meleset

Tiap Hari Pantau Listrik 35.000 MW, Jokowi: Saya Tak Mau Meleset
Jakarta -Pembangunan pembangkit listrik baru berkapasitas total 35 ribu megawatt (MW) telah menjadi target Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam 5 tahun ke depan. Progres program ini dipantau Jokowi tiap hari.

"Saya ingin tekankan, 35 ribu MW itu kebutuhan. Memang itu bukan angka yang kecil itu angka yang gede. Oleh sebab itu, makanya setiap hari, setiap minggu, setiap bulan saya ikuti. Menteri, Dirut (PLN) saya panggil. Karena saya tak mau angka itu meleset," jelas Jokowi di depan sejumlah kontraktor listrik, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/12/2015).

Dalam acara ini hadir Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Jokowi mengaku senang dengan laporan Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, yang menyatakan sudah ada kontrak pembangunan hingga 17.300 MW hingga akhir tahun ini.

"Perkiraan saya kalau bisa lepas dari 10 ribu MW, maka 35 ribu MW selesai," ucap Jokowi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini mengundang para investor dan kontraktor dari proyek pembangkit listrik‎ di Indonesia, dan melakukan diskusi langsung.

Ini berawal dari aksi Jokowi meminta daftar investor yang telah menandatangani kontrak pembangunan pembangkit listyrik dengan untuk total kapasitas 17.340 megawatt (MW). Jokowi meminta daftar kepada Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir.

"Saya mau tahu 17.340 MW itu siapa saja, daftarnya ada nggak?" ujar Jokowi, dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/12/2015).

Jokowi lanjut membacakan proyek Pembangkit Listrik Mikrohidro (PLTM) di Sumatera Utara. ‎Investornya pun dipanggil, namun sayangnya tidak hadir. Dilanjutkan dengan PLTU di Gorontalo, namun kontraktornya juga tidak hadir. ‎Kemudian adalah PLTU di Sulawesi Tenggara dan PLTM di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Ini sebetulnya hadir tidak berani tunjuk jari atau memang tidak ada?" tanya Jokowi sambil bercanda. Tamu yang hadir pun serempak menjawab tidak ada.

Jokowi terus membacakan, selanjutnya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha unit 2, dengan kapasitas 2 x 55 MW. Salah satu tamu mengangkat tangan, dan langsung ditanya Jokowi target selesai pembangunannya.

"Di 2019 Pak," jawab investor tersebut.

Jokowi pun meminta agar dipercepat menjadi 2018. Akan tetapi investor menyatakan kesulitan, sebab membutuhkan waktu paling tidak empat tahun, seiring dengan lamanya proses eksplorasi energi panas bumi.

"Nggak bisa kerja siang malam? Jangan kayak dulu-dulu, saya nggak mau. Karena tadi di depan sudah saya sampaikan kita ini dikejar-kejar oleh rakyat, saya harus menyikapai itu juga dengan sebuah kerja yang beda juga," tegas Jokowi.

"Paling cepat‎ 2018 akhir Pak," jawab investor tersebut.

Jokowi lanjut memanggil Investor dari PLTM untuk beberapa proyek di wilayah Jawa-Bali. Ternyata investornya berasal dari China. Komitmen dari pembangunan selesai paling lambat 2019.

"Ya paling tidak 2019 pertengahan. Dimajukan 6 bulan dari target. 2019 pertengahan," kata Jokowi.

Seterusnya adalah proyek PLTP 70 MW di Muara Laboh. Disampaikan kepada Jokowi, target penyelesaian proyek ini adalah Maret 2019.‎ Sementara PLTU Sumsel 8 ditargetkan bisa selesai di November 2019.

Proyek yang ditanyakan selanjutnya adalah PLTU Batang 2 x 1.000 MW. Investor menyampaikan, target proyek ini selesai pada Maret 2020. Akan tetapi Jokowi meminta agar bisa selesai pada 2019.

"Saya tahu ini investornya Jepang, biasanya memang ditarget mundur. Harusnya bisa lebih cepat, jadi lebih maju," kata Jokowi.

Pertemuan ini berlangsung selama 15 menit, sampai akhirnya ditutup dengan arahan dari Presiden Jokowi. Ada juga sesi diskusi antara investor dengan para menteri, namun acara berlangsung tertutup.

No comments:

Post a Comment