Wednesday, December 9, 2015

Humor lucu anggota DPR koruptor disandera teroris

Merdeka.com - Kekecewaan masyarakat pada sebagian anggota DPR dituangkan dalam bentuk meme dan humor. Mereka menyindir kelakuan beberapa anggota DPR yang hobi lobi-lobi dankorupsi. Cerita humor ini ramai beredar di media sosial.

Ceritanya ada beberapa anggota DPR yang sering korupsi disandera oleh teroris di komplek senayan. Teroris itu meminta uang tebusan Rp 10 miliar. Rakyat disuruh mengumpulkan uang itu. Jika dalam satu jam tak dibayar, mereka mengancam akan membakar semua anggota DPR hidup-hidup.

Di luar dugaan, masyarakat di sekitar Senayan tampak antusias mengumpulkan sumbangan. Mereka menghentikan mobil dan motor yang melintas.

Pengumpul sumbangan: "Mau ikut nyumbang nggak? Udah banyak yang nyumbang nih,"

Pengguna jalan: "Memang rata-rata pada nyumbang berapa?"

Pengumpul sumbangan: "Rata-rata satu liter bensin.."

Merdeka.com - Ada tiga koruptor ketangkap makan uang negara. Ini sikap mereka:

Koruptor Jepang: "Maafkan saya! Saya malu hidup lagi!" Dia langsung ambil pedang samurai, ditusukkan ke perut dan harakiri sampai mati.

Koruptor Korea: "Saya sungguh malu! Silakan sita kekayaan saya!" Dia bersujud dan meminta maaf berkali-kali.

Koruptor Indonesia: "Saya dizolimi. Saya difitnah. Saya tidak bersalah." Kumpulkan media, bayar uang buat pencitraan. Cari pengacara paling bagus. Bayar penegak hukum.

Di setiap negara yang dikunjungi, sambutan untuk Presiden Soekarno selalu meriah. Apalagi Soekarno biasanya bersahabat secara pribadi dengan para presiden dan perdana menteri dari berbagai negara.

Namun saat mendampingi Presiden Soekarno ke tahun 1963, Kolonel Bambang Widjanarko benar-benar kagum. Di Wina, hampir setiap rumah mengibarkan bendera merah putih. Bambang sampai terkesima, kenapa warga Kota Wina begitu menghormati Bung Karno.

"Sungguh saya sangat terharu. Rasa bangga berkobar di dalam dada. Bendera merah putih berkibar di mana-mana," kata Bambang dalam biografi 'Sewindu Dekat Bung Karno' terbitan Kepustakaan Populer Gramedia.

Begitu sampai hotel, Bambang segera menemui Rusman, Konsul Jenderal Indonesia di Wina. Dia menyatakan kekagumannya.

"Wah, Pak Rusman hebat benar kota ini. Di mana-mana ada bendera merah putih berkibar menyambut Bung Karno." 

Namun jawaban Rusman sungguh membuat Kolonel Bambang kaget. "Pak Bambang jangan salah paham. Di Austria ini setiap kota memiliki bendera sendiri-sendiri, dan untuk Kota Wina bendera kotanya merah putih. Kebetulan hari ini adalah hari besar bagi warga kota, karena itu mereka mengibarkan bendera merah putih," jawab Pak Rusman.

"Astaga! Saya kira mereka bergembira menyambut Presiden Republik Indonesia," kata Kolonel Bambang sambil tertawa.

Keduanya lalu tertawa terbahak-bahak menertawakan kekeliruan Bambang. Namun Kolonel Bambang mengaku Kota Wina tetap punya tempat di hatinya karena warna benderanya sama merah putih.

No comments:

Post a Comment