Wednesday, June 18, 2014

Jokowi Merasa Terganggu Obor Rakyat

Jakarta - Anggota Komisi III Eva Sundari meminta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dapat menindak tegas pelaku kampanye hitam lewat tabloid Obor Rakyat yang saat ini gencar beredar. Tim sukses Jokowi-JK ini menilai isi tablodi itu fitnah terhadap Jokowi.

Bukan hanya Obor Rakyat, Eva juga meminta Polri bisa turun tangan dalam mengatasi segala bentuk kampanye hitam yang menimpa calon presiden dan calon wakil presiden.

Hal tersebut disampaikan saat Rapat Komisi III dengan Polri yang dilaksanakan di Ruang Rapat Komisi III, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, pada Rabu (18/6/2014). Dalam rapat ini hadir Kepala Polri Jenderal Sutarman bersama sekitar 34 personilnya. Sementara anggota Komisi III yang hadir sekitar 20 orang.

"Jokowi merasa terganggu. Tentu kita ingin pemilu yang berkualitas. Kita ingin tetap rasional dan cerdas," kata Eva.

Menurutnya, sebanyak 94 persen kampanye hitam menimpa Jokowi sedangkan hanya 7 persen yang menimpa Prabowo.

"Relawan Jokowi terpaksa harus konfirmasi untuk kampanye hitam juga padahal ini menyita energi. Dilarang mengeskploitasi isu SARA. Dan ini tugas kepolisian untuk menindaklanjutinya," tambahnya.

Sementara itu, Kapolri Sutarman mengatakan ia harus berhati-hati dalam mengusut kasus kampanye hitam.

"Kampanye hitam ini kan menggunakan media. Tabloid itu kan produk pers. Di dalam suatu pemberitaan yang terkait dengan seseorang, maka ini delik aduan," terang Sutarman.

"Mengapa Polri belum (menindak) karena belum ada aduan. Tapi kemarin (tim Jokowi) sudah melapor," tambahnya.

Sementara itu, anggota Komisi III dari Fraksi Golkar Bambang Soesatyo berbeda pendapat dengan Eva. Menurutnya, bila Polri mengusut kasus Obor Rakyat, maka Polri harus memeriksa kasus-kasus kampanye hitam lainnya, di mana menurut Bambang, banyak dilakukan media televisi.

"Sebagai warga negara yang baik ya kita pilih saja mana yang sesuai hati nurani," terangnya.

No comments:

Post a Comment