Wednesday, June 11, 2014

Ahok Nilai Komnas HAM Tak Paham soal HAM

JAKARTA, KOMPAS.com - Basuki Tjahaja Purnama menyindir Komnas HAM terkait kasus tewasnya Zahra (5), bocah penghuni kolong Jembatan Latuharhari pada Senin (9/6/2014) kemarin. Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta itu, hal tersebut merupakan dampak dari tidak cerdasnya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam melakukan penilaian ukuran HAM. 

Ia mengungkit perseturuan antara Komnas HAM dan Pemprov DKI beberapa bulan lalu, yang disebabkan ketidaksetujuan Komnas HAM dengan cara penertiban yang dilakukan Pemprov terhadap para pemukim liar.
"Kalau mereka tinggal di rel, kereta api nyebrang ketabrak, terus mati, salah saya atau mereka. Kalau saya paksa pindah nanti nuduhnya macam-macam. Bilang Ahok (sapaan Basuki) arogan, jagoan, langgar HAM," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Karena itu, Basuki kembali meminta Komnas HAM agar lebih cerdas dalam mengukur HAM. Ia menilai, penertiban yang dilakukan Pemprov DKI terhadap warga-warga permukim liar semata-mata bertujuan untuk kebaikan warga itu sendiri.
"Saya harap yang seperti ini tidak ada lagi. Kita sudah minta semua orang masuk ke rusun. Kita sudah bereskan kan. Kita sediain TV, kulkas, ranjang lengkap. Tapi masih aja ngadu ke Komnas HAM. Aku tidak ngerti HAM yang mana yang Anda tuntut dari saya," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
Zahra merupakan anak sepasang pemulung yang tinggal di kolong Jembatan Latuharhari, Jakarta Pusat. Ia tewas setelah tercebur dan terbawa arus aliran Kanal Banjir Barat. Diduga, ia tercebur akibat papan penyangga yang selama ini menjadi alas tempat tidurnya jebol. Jasadnya baru ditemukan di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu pagi tadi.

No comments:

Post a Comment