Pemasangan ratusan beton turap untuk normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit Duri, Jakarta Selatan, mengalami kendala.
Adi Wiryanto, salah satu pengawas proyek dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane mengatakan, saat ini pemasangan turap tidak bisa merata. Mereka harus menunggu pemindahan masjid dan mushala yang masih kokoh berdiri.
"Karena ada mushala kami tidak kerjakan dari ujung dulu, mulai dari tengah setelah mushala," kata Adi di Bukit Duri, Senin (10/10/2016).
Beton-beton turap setinggi 12 meter itu ditanam sekiar 10 meter dari bibir sungai yang biasa menjadi bagian belakang rumah warga. Titik pemasangan turap terbagi menjadi tiga yaitu di RW 10, 11, dan 12.
Tiga mushala dan satu masjid yang masih berdiri di Bukit Duri yaitu mushala Al-Hidayah di RT 06 RW 10, mushala Al-Iksaniyah RT 10 RW 12, mushala As-Sa'adah di RT 06 RW 12, serta Masjid Al-Hidayah di RT 05 RW 12. Masjid dan mushala ini baru dibongkar jika ada penggantinya.
Warno, Ketua RT 06 RW 10 Bukit Duri mengatakan, pihaknya kini menunggu pemerintah untuk mengurus pemindahan atau penggantian mushala Al-Hidayah. Ia berharap mushala akan dibangun lagi lebih layak.
"Ini tanah wakaf, jadi kalau bisa dibangun lagi. Kalau tidak ya diganti supaya kami bisa bangun lagi di sekitar sini," ujarnya.
Camat Tebet Mahludin memastikan mushala akan dibangun kembali di tengah permukiman warga. Hanya saja, saat ini, sedang dicari lokasi penggantinya.
"Mushala yang di RW 12 sudah ketemu tanahnya di RT 08. Yang lain kami masih tunggu pengurusnya mengajukan proposal," kata Mahludin.
No comments:
Post a Comment